JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah kota Jakarta Utara akan memasang alat pengukur kualitas udara di sekitar industri rumahan pembakaran arang batok dan peleburan aluminium di Cilincing, Jakarta Utara.
Hal itu bertujuan untuk memastikan seberapa besar dampak dari asap yang dikeluarkan puluhan industri tersebut terhadap kualitas udara di sekitarnya.
Walikota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko mengatakan, pemasangan alat tersebut akan menjadi dasar pengambilan keputusan terhadap lapak-lapak peleburan alumunium tersebut.
Baca juga: Pemprov DKI Sebut Pemilik Industri Peleburan Timah di Cilincing Bersedia Alih Profesi
"Sudah saya sanpaikan kepada Sudin Lingkungan Hidup untuk segera melaksanakan pemasangan alat pemantau sehingga ukurannya jelas. Dan ini akan menjadi sebuah dasar kebijakan," kata Sigit," saat dikonfirmasi Senin (16/9/2019).
Selain penindakan, Sigit menginginkan agar ada perubahan terkait proses pembakaran arang batok dan peleburan aluminium yang saat ini dilakukan secara tradisional ke arah yang lebih modern.
Karena, kata Sigit, lapak-lapak yang berdiri di Cilincing tersebut juga sedikitnya berperan dalam pengolahan limbah yang kemudian menjadi produk yang bisa kembali dimanfaatkan masyarakat.
"Untuk itu kami akan pantau dan memberikan pelatihan karena ke dua jenis usaha ini merupakan usaha olahan limbah. Jadi pemerintah tidak hanya memikirkan sanksi, tapi juga memikirkan kebijakan berdampak yang lebih panjang dan kompleks. Dengan tentunya tidak mentoleransi terhadap penurunan baku mutu lingkungan," jelasnya.
Baca juga: Kata Anies, Lapak Pembakaran Arang dan Peleburan Timah di Cilincing Akan Ditutup
Sebelumnya diberitakan, Sebelumnya diberitakan, puluhan lapak industri pembakaran arang dan alumunium yang kerap mengeluarkan asap tebal dan bau menyengat ini dikeluhkan oleh warga sekitar.
Bahkan, salah seorang guru SDN Cilincing 07 pagi berinisial S mengalami pneumonia akut. Diduga penyakit gangguan pernapasan itu disebabkan oleh paparan asap pembakaran arang dan peleburan timah yang tak jauh dari sekolah tersebut.
Atas peristiwa tersebut, para wali murid pun mengkhawatirkan kondisi kesehatan dari anak-anak mereka yang bersekolah di sana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.