Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISPA hingga Pneumonia Menghantui Warga Sekitar Industri Pembakaran Arang di Cilincing

Kompas.com - 17/09/2019, 07:32 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika di wilayah lain udara pagi menjadi udara yang paling sejuk untuk dihirup, hal itu tidak berlaku di Jalan Inspeksi Cakung Drain, Cilincing, Jakarta Utara.

Warga justru dihantui oleh kabut tebal berbau pekat yang dihasilkan oleh industri rumahan pembakaran arang batok dan peleburan alumunium (sebelumnya ditulis peleburan timah) yang ada di sana.

Tak hanya mengganggu, udara kotor itu juga menyebabkan banyak warga batuk setiap kali menghirup udara dari kepulan asap.

Hal itu dibuktikan dari hasil investigasi Puskesmas Kecamatan Cilincing. Dari sejumlah warga yang mereka interogasi hampir semua mengeluhkan hal yang sama.

"Salah satunya Pak Hartono pemilik warteg yang sudah tinggal 5 tahun di lokasi tersebut. Menurut pengakuan beliau pada saat pagi hari sering merasakan gejala batuk-batuk," kata Kepala Puskesmas Kecamatan Cilincing Edison Sahputra saat ditemui di kantornya, Senin (16/9/2019).

SDN Cilincing 07 Pagi, sekolah yang berjarak kurang dari 500 meter dari puluhan lokasi industri itu tak luput dari terpaan asap pembakaran itu.

Setiap melakukan apel pagi, baik guru maupun murid batuk-batuk karena menghirup udara tak sehat itu.

Baca juga: Polisi Segel Pabrik Peleburan Alumunium yang Dikeluhkan Warga Cilincing

Ruang kelas tempat kegiatan belajar mengajar berlangsung pun tak luput dari terpaan asap. Debu pembakaran itu menyelinap masuk kedalam kelas sehingga baik para siswa maupun guru seringkali mengalami mata perih dan batuk-batuk.

Kegiatan belajar mengajar terkadang harus terhenti sesaat untuk para guru dan siswa menghirup udara yang lebih segar di luar ruang kelas.

Bahaya ISPA mengintai

Selain itu, Puskemas Kecamatan Cilincing juga mencatat banyaknya warga yang menderita infeksi saluran pernapasan (ISPA).

Dua RW terdekat, yakni RW 006 dan RW 009 tercatat memiliki penderita ISPA terbanyak. Menurut data yang dirangkum Puskesmas Cilincing dari pasien yang datang pada bulan Juni Hingga Agustus, RW 006 mencatatkan ada 157 pasien yang terkena ISPA. Sementara RW 009 mencatat ada 150 pasien menderita ISPA.

Jika dibandingkan dengan RW lainnya, RW 006 dan RW 009 menempati ukuran ke-2 dan ke-3 pasien penderita ISPA.

Dokter Aprilia Maya Putri, salah satu dokter yang bertugas di puskesmas itu mengatakan pihaknya tidak bisa memastikan apakah asal muasal dari ISPA yang dialami ratusan warga itu.

Baca juga: Polisi Periksa Lima Saksi Terkait Penyegelan Industri Peleburan Alumunim di Cilincing

"Tapi dari keterangan warga yang berobat ada yang menyebutkan karena polusi pembakaran arang," ucap Aprilia.

Dijelaskan dia, kebanyakan warga yang terkena ISPA adalah anak-anak berusia 0-5 tahun yang daya tahan tubuhnya masih rendah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com