JAKARTA, KOMPAS.com - Polemik trotoar di median Jalan Raya Kalimalang, Duren Sawit, Jakarta Timur, seakan membuat jalan tersebut tak aman bagi pengendara kendaraan bermotor.
Pasalnya, letak trotoar yang berada di tengah jalan dinilai mengganggu arus lalu lintas dan bisa membahayakan pengendara.
Arus lalu lintas di jalan tersebut juga kerap tersendat pada jam sibuk karena trotoar membuat jalan menjadi sempit.
Wali Kota Jakarta Timur M Anwar mengatakan, Jalan Raya Kalimalang merupakan jalan nasional dan menjadi kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Sedangkan, penataan trotoar tersebut dilakukan oleh pengembang Tol Becakayu. Oleh sebab itu, penanganan trotoar itu perlu koordinasi dengan pemerintah pusat terlebih dahulu.
Pembongkaran trotoar di tengah jalan raya itu pun tidak semudah yang dibayangkan.
"Masalahnya itu jalan nasional hanya penataannya include (termasuk) dengan Becakayu. Jadi tentunya perlu koordinasi secara intens ke pemerintah pusat. Karena kalau jalan nasional, takutnya nanti anggaran duplikasi. Masa dibikin, kita bongkar tanpa koordinasi. Ada koordinasi dulu ke pusat, kalau memang ada kajiannya itu dibolehkan untuk dibongkar, kita bongkar," kata Anwar di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Senin (16/9/2019).
Baca juga: Wali Kota Jaktim: Bongkar Trotoar di Kalimalang Perlu Koordinasi Pusat
Anwar mengaku, keberadaan trotoar di median jalan itu sudah diketahuinya sejak lama karena sering melintas.
Namun, menurut dia, perlu ada kajian teknis untuk menentukan apakah letak trotoar itu salah atau tidak.
Hal itu tentunya harus dikoordinasikan dengan pemerintah pusat sebagai yang berwenang atas jalan tersebut.
"Setiap pembentukan suatu bangunan pasti ada kajian kan, kita enggak bisa langsung meng-judge ini salah tidak seperti itu, tentunya perlu ada kajian. Makannya setelah Pak Gubenur bicara diserahkan ke wali kota Jaktim, kita akan laksanakan, tentunya perlu koordinasi di tingkat pusat dan tingkat dinas," ujar Anwar.
Sementara itu, Kepala Seksi Lalu Lintas Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur Andreas Eman mengatakan, Pemkot Jakarta Timur sudah sempat berkoordinasi dengan pengembang Tol Becakayu terkait keberadaan trotoar tersebut.
Baca juga: Petugas Dishub Ditempatkan di Trotoar di Median Jalan Kalimalang
Hasil koordinasi singkat itu, pengembang Tol Becakayu menyatakan siap membongkar trotoar tersebut, jika dinilai membahayakan pengendara.
"Saya bilang ke mereka (pengembang Tol Becakayu) trotoar itu di samping bukan di tengah. Akhirnya mereka siap, kapan perintah dari Wali Kota untuk memindahkan trotoar itu. Bahkan mereka katanya mau buat taman tapi itu masih wacana," kata Eman di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Senin.
Adapun keberadaan trotoar di median jalan itu akibat kesalahan komunikasi terkait perencanaan kompensasi yang diberikan pengembang Tol Becakayu terhadap jalan tersebut yang terdampak pembangunan infrastruktur tol.
Eman menyebut, ada komunikasi yang tidak berjalan baik antara Pemkot Jakarta Timur dengan pengembang Tol Becakayu.
Tak ada kejelasan terkait perencanaan kompensasi, sehingga pengembang gunakan perencanaan yang dimilikinya.
"Mereka kan punya DED (Detailed Engineering Design), punya perencanaan, artinya dia hanya mengembalikan jalan yang dia pakai. Nah jalan sisa itu mungkin tadinya ada blocking tanah. Jadi dia kembalikan jalan yang dia pakai dulu itu, alasannya begitu. Tapi di kala nantinya ada perubahan, dia siap mengubah," ujar Eman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.