Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembali Tinggal di Trotoar Kebon Sirih, Para Pencari Suaka Merasa Dibohongi UNHCR

Kompas.com - 17/09/2019, 18:31 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pencari suaka kembali menempati trotoar di kawasan kantor Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Mereka dahulu tinggal di Gedung Kodim Kalideres, Jakarta Barat.

Pantauan Kompas.com, Selasa (17/9/2019), mereka tampak menggelar tikar seadanya untuk alas.

Baca juga: Pencari Suaka Tidur di Trotoar Jalan Kebon Sirih

Mereka memilih berteduh di depan Bank Gamon.

Shukria Rahumi, asal Afghanistan mengaku kecewa dengan UNHCR. Ia merasa dibohongi.

Sejumlah pencari suaka menempati trotoar di dekat kantor Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (17/9/2019). Puluhan pencari suaka yang berasal dari sejumlah negara itu menempati trotoar untuk meminta tolong kepada UNHCR agar memberikan tempat tinggal dan kebutuhan hidup sehari-hari setelah bantuan-bantuan dihentikan pemberiannya di tempat penampungan sementara mereka sebelumnya di Kalideres, Jakarta Barat.ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA Sejumlah pencari suaka menempati trotoar di dekat kantor Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (17/9/2019). Puluhan pencari suaka yang berasal dari sejumlah negara itu menempati trotoar untuk meminta tolong kepada UNHCR agar memberikan tempat tinggal dan kebutuhan hidup sehari-hari setelah bantuan-bantuan dihentikan pemberiannya di tempat penampungan sementara mereka sebelumnya di Kalideres, Jakarta Barat.

Ia mengatakan, awalnya pihak UNHCR menyatakan kalau Gedung Kodim Kalideres akan ditutup.

Baca juga: Pencari Suaka Kembali ke Kebon Sirih, Anies Akan Telepon Mensos

Akhirnya, para pencari suaka mau menandatangani perjanjian untuk keluar dari Gedung Kodim.

“Mereka bilang kalu Gedung Kodim akan ditutup dan kami akan diungsikan ke tempat lain. Namun, sampai sekarang kami tidak ada tempat berteduh, bahkan masih ada pencari suaka lainnya yang bertahan di Gedung Kodim,” ujar Shukria saat ditemui di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (17/9/2019).

Selain itu, para pencari suaka juga dijanjikan diberi Rp 1,6 juta per bulan untuk satu keluarga.

Namun, hingga kini ia baru sekali mendapatkan uang tersebut.

“Jadi kita baru dapet sekali uang itu. Itu pun saat diinformasikan kalau Gedung Kodim itu akan ditutup makanya kita mau tanda tangan perjanjian,” kata Shukria.

Baca juga: Pemprov DKI Cari Tempat Penampungan Baru buat Pencari Suaka

Ali, pencari suaka lainnya mengaku, uang yang didapatkan dari UNHCR tidak cukup untuk kebutuhan sehari-harinya. Sebab, ia butuh makan dan minum.

Dengan demikian, uang tersebut tidak cukup untuk menyewa tempat tinggal.

Ia juga dilema lantaran tak bisa berbuat banyak. Geraknya dibatasi di Indonesia.

“Saya tidak bisa bekerja, naik motor, mobil pun tak bisa. Padahal kami butuh menghidupi diri kami,” kata Ali.

Ali mengaku, hingga saat ini tak punya kepastian bagaimana kehidupannya ke depan.

Pencari suaka tak mau berlarut hidup di jalan. Mereka berharap dapat memiliki tempat tinggal dan kehidupan yang layak.

“Berharapnya kami diberikan tempat tinggal. Kami juga ingin diberikan makan sama minum,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com