Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Pembunuhan Seorang Ayah di Bekasi oleh Anak Tiri yang Dibesarkannya...

Kompas.com - 19/09/2019, 05:40 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Seorang remaja berinisial AR (16) diringkus polisi di Bekasi, Senin (16/9/2019) lalu. AR yang tinggal di Jatimulya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, membunuh ayah tirinya, SJ (49), sehari sebelumnya.

AR kini jadi tersangka dan dikenakan Pasal 351 ayat 3 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan meninggalnya seseorang. Dia terancam kurungan 7 tahun.

Berikut Kompas.com merangkum 3 fakta mengenai pembunuhan AR terhadap ayah tirinya:

Gara-gara tak terima ditegur

Kapolsek Tambun, Kompol Siswo mengatakan, pelaku dan ayah tirinya tinggal serumah.

"Kejadiannya Minggu sekitar pukul 12.00 WIB. Awalnya, korban sedang menyortir barang limbah. Dia memberi nasihat kepada pelaku, tapi pelaku tidak menerima dan berujung kepada cekcok mulut," kata Siswo kepada wartawan, Rabu (18/9/2019).

“Pada saat dia (AR) kerja, dikasih tahu (oleh ayah tiri). Itu kan yang nyariin kerjaan ayah tirinya. ‘Jangan bikin gaduh’, ‘kamu kerja yang bener’, seperti itu,” imbuh dia.

Siswo menyebut, AR gelap mata ketika tak terima ditegur ayah tirinya. Sebilah pisau panjang jadi alat pelampiasannya.

Baca juga: Kesal Ditegur, Remaja di Bekasi Tikam Ayah Tiri hingga Tewas

Sudah sering cekcok

Usut-punya usut, AR dan ayah tirinya kerap terlibat cekcok. Salah satunya, mereka pernah adu mulut ihwal hubungan darah keduanya ketika AR dinilai bandel.

"Pada saat itu karena anak ini bandel, lama-lama (ayah tiri mengatakan), 'Kamu yang benar sekolahnya', 'Saya balikin ke orangtuamu'. Jadi, si anak merasa, 'Lho kok orangtua saya mana?', 'Saya anak siapa?'. Itulah dia merasa tersinggung, melawan," ungkap Siswo.

Sejak bayi, AR dibesarkan oleh ayah tirinya itu. Ayah kandung dan ayah tirinya sudah saling kenal. Namun, Siswo belum mengetahui apa yang menjadi alasan sehingga AR diangkat anak oleh ayah tirinya.

"Anak tirinya itu (AR) sebenarnya masih punya orangtua, cuma diambil sama bapak (SJ) yang ini, yang jadi korban. Begitu gede, dibesarkan sama korban," ujar Siswo.

Sempat melarikan diri

AR sempat melarikan diri usai menikam ayah tirinya hingga dilarikan ke rumah sakit untuk dirawat. Namun, pelarian AR tak berlangsung lama.

Baca juga: Anak yang Bunuh Ayah Tiri di Bekasi Sempat Kabur Sebelum Diringkus

"Kejadiannya Minggu (15/9/2019) sekitar jam 12.00 WIB. Itu langsung ditangkap, Senin kemarin ditangkap. Dia kabur ke Babelan, di rumah temannya," kata Siswo.

Di sisi lain Siswo mengatakan, pihaknya mengusut keberadaan AR usai menerima laporan dari perawat rumah sakit mengenai kemungkinan penganiayaan hingga terbunuhnya korban.

Kala itu, korban masih bertahan. Namun, sehari setelah penangkapan AR pada Senin (16/9/2019) lalu, korban tutup usia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Alasan Warga Masih 'Numpang' KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Alasan Warga Masih "Numpang" KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Megapolitan
Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Megapolitan
NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

Megapolitan
Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Megapolitan
Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Megapolitan
Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Megapolitan
Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Cerita Warga 'Numpang' KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Cerita Warga "Numpang" KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Megapolitan
Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com