Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Kebon Melati, Permukiman yang Dikepung Gedung Pencakar Langit

Kompas.com - 22/09/2019, 15:34 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa sangka di balik menjulangnya gedung-gedung tinggi kawasan elit di Thamrin, Jakarta Pusat, ada sebuah perkampungan yang tersisa.

Kapung Kebon Melati, begitulah perkampungan itu dinamai. Kampung itu adalah sisa-sia dari pemukiman warga yang sudah hilang ditelan pembangunan.

Kampung ini berada di balik tembok Thamrin Residence. Pintu keluar masuk kampung ini pun berasal dari tembok Thamrin Residence yang dijebol. Letaknya tepat di sebelah pos polisi sub sektor Thamrin City.

Hanya pejalan kaki dan pengendara sepeda motor yang bisa melewati jalan tersebut.

Baca juga: Kebon Melati Satu-satunya Kelurahan di DKI yang Tak Punya Puskesmas

Kala memasuki kawasan kampung, Kompas.com seolah-olah berada di kawasan yang bukan pusat Ibu Kota. Susananya begitu tenang dan tak banyak keramaian, jauh dari hiruk pikuk seperti yang ditemui di lokasi lain di jantung Jakarta.

Di sana terlihat perumahan warga yang berdempetan dari dinding ke dinding. Jika sedikit mendongak ke atas bakal terlihat bahwa kampung ini dikepung oleh gedung-gedung pencakar langit.

Rumah-rumah di perkampungan tersebut rata-rata berbentuk sederhana. Bahkan ada juga berapa rumah berbentuk petakan yang dijadikan sebagai indekos. Tidak ditemui satupun rumah mewah atau besar yang berdiri.

Kampung Kebon Melati, permukiman yang terkepung kawasan elit di Thamrin, Jakarta PusatKOMPAS.COM/JIMMY RAMADHAN AZHARI Kampung Kebon Melati, permukiman yang terkepung kawasan elit di Thamrin, Jakarta Pusat

Jalanan kampung sudah terlapisi oleh aspal meski badan jalan hanya muat dilalui sepeda motor atau satu mobil berukuran kecil jika dipaksakan.

Ketua  RT009/RW009 Kebon Melati, Rusli (71), mengaku sudah tinggal di sana sejak 1970. Kala itu kawasan Thamrin masih dipenuhi oleh perumahan warga.

Kondisi mulai berangsur berubah di tahun 1990-an. Tanah di kawasan itu mulai diminati oleh berbagai perusahaan yang ingin membangun properti di sana.

Awalnya, hanya sedikit warga yang mau menjual tanah-tanah mereka sampai akhirnya ancaman dari preman-preman mulai melanda.

Masyarakat yang tinggal di Kampung Kebon Melati mulai perlahan-lahan merasa tidak aman tinggal di kampung tersebut. Bahkan bentrokan sering terjadi yang membuat warga merasa ngeri.

Baca juga: 7 Fakta Rumah Reyot di Tengah Apartemen Mewah, Kesulitan Pemilik Hingga Reaksi Pengelola

"Kalau dulu pindahnya per satu kelompok-satu kelompok, ada yang pindah satu RT, enggak pasti, ada yang cocok harganya langsung jual," kata Rusli saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Minggu (22/9/2019)

Kondisi yang tidak aman itu membuat hampir seluruh warga ingin pindah dari sana, sehingga perlahan penduduk Kampung Kebon Melati mulai hilang.

Rusli mengatakan, proses negosiasi tanah di sana pun berlangsung sangat cepat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com