Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah Tuduh Ambulans Bawa Batu dan Bensin, Polisi Diminta Tabayun

Kompas.com - 27/09/2019, 15:44 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta, Farazandi meminta seluruh pihak bertabayun alias mengkroscek kebenaran suatu peristiwa sebelum menyebarkannya.

Hal ini disampaikan putra Din Syamsudin itu terkait hoaks ambulans Pemprov DKI Jakarta pembawa batu yang dilontarkan pihak Polda Metro Jaya.

"Ini pendapat pribadi, bukan pendapat partai ataupun fraksi. Ini kan dampak dari statement yang sudah dikeluarkan. Kalau saya pribadi, apa pun yang terjadi, sebaiknya tabayun, mengkroscek dulu sebelum mengeluarkan statement. Apakah betul ambulans membawa batu seperti yang dituduhkan, atau bukan," jelas Farazandi saat dihubungi, Jumat (27/9/2019).

Baca juga: Diklarifikasi, Polisi Sebut Batu dan Bensin di Ambulans Adalah Milik Demonstran yang Berlindung

"Kalau statement itu keluar dari instansi, apakah sudah dicek ke Polda atau pihak terkait? Kan enggak ada salahnya (tabayun). Saya enggak ngerti prosesnya seperti apa, tapi (polisi) sudah sampai keluar statement," ia menambahkan.

Farazandi menyebut, polisi dan berbagai pihak kini lebih baik menjaga tensi. Ia juga mengapresiasi langkah Pemprov DKI Jakarta yang tidak berlarut-larut memperpanjang masalah hoaks ambulans ini.

Menurut dia, penanganan Pemprov DKI terhadap para korban unjuk rasa jauh lebih penting.

"Menurut saya pribadi, selesaikan baik-baik. Ini jadi pelajaran bersama. Ini situasi kan harus dicermati baik-baik. Saya berharap, hal-hal spontan seperti ini tidak terjadi lagi dengan tabayun dulu," kata dia.

"Kan banyak yang terkena dampak, ada yang luka, Pak Anies fokus ke situ, menyiapkan bantuan kemanusiaan untuk korban. Itu lebih elok lah," tandas Farazandi.

Baca juga: PMI Sebut Kardus Berisi Batu di Dalam Ambulans Milik Demonstran

Sebelumnya, Polda Metro Jaya sempat menahan ambulans Pemprov DKI Jakarta beserta tenaga medis di dalamnya karena dituduh membawa batu dan bensin sebagai amunisi bagi para demonstran.

Informasi ini juga disebarkan lewat beberapa akun media sosial polisi. Polisi kemudian mengakui bahwa informasi tersebut keliru.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menyebut, ada enam mobil ambulans yang diamankan pada Kamis (26/9/2019) sekitar pukul 02.14 WIB di dekat Gardu Tol Pejompongan di Jalan Gatot Subroto.

Baca juga: Petugas Ambulans DKI Cedera, Anies Belum Putuskan Tempuh Jalur Hukum

Keenam unit mobil itu terdiri dari lima mobil ambulans milik Palang Merah Indonesia (PMI) dan satu unit milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Saat diamankan oleh anggota Brimob, ditemukan batu dan bensin di dalam mobil ambulans tersebut. Namun, batu dan bensin itu bukan suplai untuk para demonstran.

Argo mengklarifikasi bahwa barang bukti berupa batu dan bensin itu milik demonstran yang berusaha mencari perlindungan dalam mobil ambulans.

"Jadi anggapan dari Brimob, diduga mobil ini yang digunakan perusuh, tapi bukan. Perusuh masuk ke mobil untuk perlindungan," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis.

Demonstran yang berlindung dalam mobil ambulans tersebut membawa barang-barang berupa batu, kembang api, dan bensin.

Saat ini, tiga demonstran telah ditetapkan tersangka polisi.

"Perusuh itu pun membawa alat ini, ada batu dan kembang api juga, mencari perlindungan masuk ke mobil (ambulans) PMI," ungkap Argo.

Sementara itu, enam mobil ambulans beserta petugas kesehatan telah dikembalikan ke pihak PMI dan Pemprov DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com