JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Terorisme Universitas Indonesia Ridwan Habib mengatakan, harus ada pendataan identitas kependudukan yang ketat terhadap pendatang baru di lingkungan rukun tetangga (RT), guna mengantisipasi lebih dini keberadaan teroris.
Ridwan menilai, saat ini kewaspadaan dini masyarakat terhadap pendatang baru di lingkungannya masing-masing masih cukup rendah.
"Betul, RT harus rutin mendata jika ada warga baru. Mestinya harus ada kewaspadaan dini ya, jadi kalau misalnya ada pendatang, atau orang baru melintas di sekitar lokasi, ya saya kira harus ditegur atau setidaknya mereka memiliki identitas yang jelas, gitu," kata Ridwan saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/10/2019).
Selain itu, polisi setempat juga harus berperan aktif memberikan pelatihan kepada masyarakat di level RT tentang pemahaman radikal dan jaringan terorisme.
Baca juga: Kata Pengamat soal Karakteristik Lokasi yang Dipilih Teroris Sebagai Tempat Tinggal
Sebab, menurut Ridwan, saat ini pemahaman radikal dan jaringan terorisme setiap individu berbeda-beda.
"Setiap orang itu kadang-kadang punya definisi (pemahaman radikal dan jaringan terorisme) yang berbeda-beda. Jadi jangan kemudian judging, labeling kepada seseorang," ujar Ridwan.
Menurut Ridwan, jika solusi tersebut diterapkan dengan baik, maka tingkat kewaspadaan masyarakat terhadap jaringan teroris di lingkungannya bakal meningkat.
Hal itu tentu membuat keberadaan teroris bisa diketahui lebih dini.
Sebelumnya, belum lama ini sejumlah terduga teroris ditangkap Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri di sejumlah wilayah sekitar Jakarta.
Baca juga: Mengapa Teroris Kerap Terjaring di Bekasi?
Sepekan yang lalu tepatnya 23 Septermber 2019, Tim Densus 88 menangkap tujuh terduga teroris Jaringan Ansharut Daulah (JAD) di Bekasi, Jawa Barat.
Pada Mei 2019, Tim Densus 88 juga menangkap tujuh terduga teroris JAD Lampung dan JAD Bekasi di wilayah Bekasi. Di bulan yang sama, seorang terduga teroris berinisial B juga ditangkap di Depok, Jawa Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.