Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saran Pengamat untuk Antisipasi Keberadaan Teroris Lebih Dini di Lingkungan RT

Kompas.com - 02/10/2019, 20:26 WIB
Dean Pahrevi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Terorisme Universitas Indonesia Ridwan Habib mengatakan, harus ada pendataan identitas kependudukan yang ketat terhadap pendatang baru di lingkungan rukun tetangga (RT), guna mengantisipasi lebih dini keberadaan teroris.

Ridwan menilai, saat ini kewaspadaan dini masyarakat terhadap pendatang baru di lingkungannya masing-masing masih cukup rendah.

"Betul, RT harus rutin mendata jika ada warga baru. Mestinya harus ada kewaspadaan dini ya, jadi kalau misalnya ada pendatang, atau orang baru melintas di sekitar lokasi, ya saya kira harus ditegur atau setidaknya mereka memiliki identitas yang jelas, gitu," kata Ridwan saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/10/2019).

Selain itu, polisi setempat juga harus berperan aktif memberikan pelatihan kepada masyarakat di level RT tentang pemahaman radikal dan jaringan terorisme.

Baca juga: Kata Pengamat soal Karakteristik Lokasi yang Dipilih Teroris Sebagai Tempat Tinggal

Sebab, menurut Ridwan, saat ini pemahaman radikal dan jaringan terorisme setiap individu berbeda-beda.

"Setiap orang itu kadang-kadang punya definisi (pemahaman radikal dan jaringan terorisme) yang berbeda-beda. Jadi jangan kemudian judging, labeling kepada seseorang," ujar Ridwan.

Menurut Ridwan, jika solusi tersebut diterapkan dengan baik, maka tingkat kewaspadaan masyarakat terhadap jaringan teroris di lingkungannya bakal meningkat.

Hal itu tentu membuat keberadaan teroris bisa diketahui lebih dini.

Sebelumnya, belum lama ini sejumlah terduga teroris ditangkap Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri di sejumlah wilayah sekitar Jakarta.

Baca juga: Mengapa Teroris Kerap Terjaring di Bekasi?

Sepekan yang lalu tepatnya 23 Septermber 2019, Tim Densus 88 menangkap tujuh terduga teroris Jaringan Ansharut Daulah (JAD) di Bekasi, Jawa Barat.

Pada Mei 2019, Tim Densus 88 juga menangkap tujuh terduga teroris JAD Lampung dan JAD Bekasi di wilayah Bekasi. Di bulan yang sama, seorang terduga teroris berinisial B juga ditangkap di Depok, Jawa Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com