Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Bisa Dipindah, Bunga Bangkai di Bekasi Akan Dipagari

Kompas.com - 04/10/2019, 16:31 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi berencana untuk membuatkan taman khusus guna melindungi bunga bangkai yang tumbuh di halaman SDN Kayuringin Jaya II, Bekasi Selatan.

Berbagai pihak enggan memindahkan bunga dengan nama latin amorphophallus paeoniifolius itu ke Hutan Kota Bekasi karena berpotensi membuat bunga tersebut mati.

"Kayaknya kalau kami pindahkan akan mengambil risiko besar, takutnya tidak bisa tumbuh lagi. Yang kita lihat sekarang saja sudah mulai layu," kata Ricky Suhendar, Lurah Kayuringin Jaya, kepada Kompas.com di sekolah, Jumat (4/10/2019) petang.

Baca juga: Takut Mati, Bunga Bangkai di Sekolah Bekasi Tak Dipindahkan

"Lebih besar lagi dampaknya kalau kami pindahkan. Untuk itu, kami akan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup, Bina Marga, dan PUPR maupun instansi terkait, untuk menjadikan taman ini khusus untuk bunga bangkai ini," ujar dia.

Kepala Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup (LH) Dinas LH Kota Bekasi, Ricar Widadang mengamini rencana tersebut. Selama menanti eksekusi rencana pembuatan taman, bunga bangkai itu akan dilindung secara berlapis, yakni dengan kerangkeng dan pagar bambu.

Kerangkeng telah dipasang untuk mengurung bunga bangkai tersebut sejak Jumat petang ini. Pagar bambu, kata dia, kemungkinan dipasang besok.

"Pemagaran dilakukan karena memang bunga ini langka dan dilindungi. Hal-hal yang kami khawatirkan tadi sudah kami sampaikan ke pihak sekolah. Khawatirnya memang adik-adik kami di sekolah karena masih kecil, tangannya usil atau apa," ujar Ricar, Jumat.

Sementara kerangkeng dan pagar bambu dipasang, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi akan berkoordinasi dengan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Kota Bekasi untuk menyiapkan rancangan penataan taman.

"Kerangkeng ini kami dobel, zonasinya kita perluas. Takutnya anak-anak lalai dengan kerangkeng begini masih bisa masuk tangannya," ucap Ricar.

Bunga bangkai langka itu tumbuh sejak Senin lalu di halaman SDN Kayuringin Jaya II, Bekasi Selatan. Penjaga sekolah, Nana (56) awalnya, tak menyadari bahwa kemunculan tunas yang serupa jantung itu bakal merekah jadi bunga bangkai.

"Waktu pertama lihat, kayak jantung begitu. Tadinya polos saja, tanah biasa saja, buat menaruh sisa bakaran sampah," kata Nana kepada Kompas.com, Jumat.

Nana berujar, ia membiarkan saja "jantung" tersebut tanpa memberinya perhatian khusus. Tiga hari berselang, tunas itu merekah menjadi bunga berukuran besar.

"Baunya sudah dua hari lalu muncul kalau sore ke malam, kayak bangkai tikus gitu. Nah ini banyak lalat karena disobek sama anak-anak," ujar Nana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com