JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Masjid Al-Falaah hingga warga Pejompongan mengaku tak mengetahui identitas Ninoy Karundeng sebelumnya.
Ninoy sendiri diketahui sebagai pegiat media sosial yang juga dikenal sebagai relawan Joko Widodo saat Pilpres 2019.
“Saya sama pengurus lain itu tidak tahu siapa si Ninoy ini. Kami aja baru tau Ninoy penggiat media sosial atau pun pro Jokowi saat videonya baru viral. Oh itu dia yang ditonjokkin kemaren,” ujar salah satu anggota dewan kepengurusan masjid (DKM) Iskandar di Masjid Al-Falaah, Pejompongan, Jakarta Pusat, Rabu (9/10/2019).
Ia mengatakan, info yang beredar tentang Ninoy disekap itu tidak benar. Sebab kala itu yang ia tahu dan lihat langsung adalah Ninoy ditolong warga masuk ke masjid.
Saat itu Nino sempat diamuk massa di depan masjid, Iskandar mengaku tak mengetahui siapa betul yang memukul Ninoy saat itu.
“Saya dari dalam masjid aja heran, itu ada apa kok rame-rame di depan. Eh ternyata dipukulin, terus langsung dia (Ninoy) dibawa masuk ke dalam masjid,” ucapnya.
Baca juga: Pengurus Sebut Ninoy Bukan Disekap di Dalam Masjid Al Falah, tetapi Diselamatkan
Iskandar mengatakan, saat Ninoy dibawa ke dalam masjid, ia langsung diberikan pertolongan pertama.
Sebab di dalam masjid sudah ada dokter dan paramedis. Di dalam masjid itu juga terdapat sekitar 30 orang pendemo yang kondisinya lemah lantaran terkena gas air mata.
“Kaami masukkan di sini semua. Kami berikan pertolongan pertama di sini. Tidak ada penyekapan, dokter ada di dalam, paramedis di dalam, korban sebagian di dalam, termasuk si Ninoy,” katanya.
Iskandar mengatakan, Ninoy baru diperbolehkan pulang pada Selasa pagi (1/10/2019) saat situasi sudah kondusif.
Sebab, kala itu wilayah Pejompongan seluruhnya ditutup dan tidak dapat diakses oleh warga.
"Setau saya itu bukan disekap, kalaupun dipulangkan pagi hanya untuk menjaga situasi," kata Iskandar.
Baca juga: PA 212 Bantah Sekjennya Terlibat Penganiayaan Ninoy Karundeng, Ini Kronologi Versi Mereka
Menurut pernyataan warga, Iskandar mengatakan, setelah paginya Ninoy pulang, ia sempat bersalaman dengan warga yang ada di masjid.
Bahkan, Ninoy saat itu dipesankan oleh warga GoBox atau pickup untuk membawa motornya. Ia pun sempat dibantu mengangkat motor ke dalam mobil pickup terbuka oleh warga.
“Ada massa yang nyewain pakai online mobil bak terbuka, mereka letakkan motor itu di atas mobil. Tapi saya tidak liat langsung. Saya hanya liat videonya, orang Ninoy sempat salamin warga,” ucapnya.
Adapun dalam kasus ini, polisi telah menahan sebanyak 12 tersangka di Rumah Tahanan Polda Metro Jaya. Tersangka yang ditahan yakni, AA, ARS, YY, RF, Baros, S, SU, ABK, IA, R, Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (PA) 212 Bernard Abdul Jabbar, dan Ferry.
Sementara itu, satu tersangka lainnya, yakni TR ditangguhkan penahanannya dengan alasan kondisi kesehatan.
Adapun Bernard ditahan karena disebut berada di lokasi penganiayaan Ninoy dan turut mengintimidasi Ninoy.
"Dia ada di lokasi (penganiayaan Ninoy) ikut mengintimidasi dan saat ini sedang dilakukan pemeriksaan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (7/10/2019).
Baca juga: Sekjen PA 212 Bernard Abdul Jabbar Diperiksa Polisi Terkait Penculikan Ninoy Karundeng
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.