Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Ratusan Pencari Suaka Kembali ke Trotoar Kebon Sirih

Kompas.com - 10/10/2019, 16:18 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pencari suaka untuk kesekian kalinya kembali memenuhi trotoar Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Mereka datang bersama-sama dari lokasi pengungsian di Gedung Eks Kodim 0503/JB di Jalan Bedugul, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/10/2019).

Pantauan Kompas.com di lokasi, ratusan pencari suaka dari dewasa hingga anak-anak mendirikan tenda, menggelar tikar, tidur-tiduran maupun duduk di trotoar.

Para pencari suaka memenuhi trotoar mulai dari depan kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) atau Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi hingga depan kantor Dewan Pers.

Baca juga: BERITA FOTO: Para Pencari Suaka Kembali Mengungsi di Gedung Eks Kodim Kalideres

Para pencari suaka yang kembali ke trotoar Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (10/10/2019).KOMPAS.COM/RYANA ARYADITA UMASUGI Para pencari suaka yang kembali ke trotoar Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (10/10/2019).

Sebagian pencari suaka membawa papan bertuliskan "we fled being abused, STOP saying : sleeping on the road is your culture" juga "UNHCR was established to serve not to depress the refugees".

Petugas Satpol PP sudah mulai mondar-mandir di trotoar dan Jalan Kebon Sirih untuk mengawasi para pencari suaka.

Salah satu pencari suaka asal Afghanistan, Husein menuturkan, dirinya bersama para pemcari suaka lain kembali ke trotoar Kebon Sirih karena tak lagi mendapat fasilitas pokok seperti listrik dan air bersih.

Baca juga: 400 Pencari Suaka Dapat Bantuan Uang untuk Sewa Rumah

Selama ini mereka masih mendiami Gedung Eks Kodim di Kalideres, Jakarta Barat meski masa waktu telah habis karena tak punya pilihan lain.

"Tadi jalan kaki ke sini lalu akhirnya naik bus. Kami di sana susah sudah tidak punya air dan listrik," kata Husein saat ditemui wartawan, Kamis.

Husein bersama beberapa anggota keluarganya kini tidur menggunakan tikar di atas trotoar.

Terkait bantuan uang yang sempat diberikan UNHCR kepada pencari suaka, pria 22 tahun ini mengaku tak mencukupi kebutuhan sehari-hari apalagi dalam jangka waktu berbulan-bulan.

"Itu hanya dapat sekali tapi tidak cukup untuk beberapa bulan. Kami butuh makan," tuturnya.

Ia berharap agar UNHCR kembali mengulurkan tangan untuk membantu para pencari suaka.

Para pencari suaka sudah berkali-kali menempati trotoar di Kebon Sirih. Pada pertengahan September 2019, mereka diangkut ke gedung eks kodim di Kalideres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com