JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pencari suaka menangis dan mencoba bertahan saat akan dipindahkan dari trotoar Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Setelah menduduki trotoar di Jalan Kebon Sirih selama 10 jam, mereka dipaksa oleh Satpol PP untuk pindah ke Kalideres.
Saat itu beberapa pencari suaka mencoba bertahan dan melawan petugas Satpol PP.
Petugas pun terpaksa membawa beberapa orang yang melawan untuk segera naik ke dalam bus.
Tampak seorang ibu yang mengenakan baju merah menangis sembari menggendong bayinya.
Kepala Kesbangpol DKI Jakarta Taufan Bakri terlihat ikut menggiring wanita tersebut bersama suaminya.
Taufan meminta agar mereka mau naik ke dalam bus dan dibawa ke Kalideres karena kasihan dengan sang bayi.
Baca juga: Ketika Anak-anak Pencari Suaka Ikut Bersuara Tolak Dipindahkan dari Trotoar Kebon Sirih
"Ayo bu kasihan bayinya, mending di dalam saja," kata Taufan, Kamis (10/10/2019).
Tak hanya wanita yang menangis, saat pemindahan pencari suaka ke dalam bus, ada bayi yang ditinggalkan di atas trotoar.
Petugas dari Dinas Sosial DKI Jakarta pun mengangkat bayi tersebut dan membawa ke dalam bus untuk dicarikan ibunya.
"Iya tadi ada yang tinggalin bayi tergeletak di trotoar enggak ada yang ngaku. Akhirnya saya bawa baru ada yang bilang itu bayinya," ucap petugas tersebut.
Baca juga: Tolak Dipindahkan dari Kebon Sirih, Pencari Suaka: UNHCR 7 Tahun Bohongi Kami!
Mereka pun kini sedang dimasukkan ke dalam bus yang disediakan.
Diketahui, ratusan pencari suaka kembali memenuhi trotoar Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Para pencari suaka memenuhi trotoar mulai dari depan kantor UNHCR atau Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi hingga depan kantor Dewan Pers.
Sebagian pencari suaka membawa papan bertuliskan "we fled being abused, STOP saying : sleeping on the road is your culture" juga "UNHCR was established to serve not to depress the refugees".
Selain menuntut kebutuhan pokok seperti air bersih, listrik, dan pasokan makanan yang tak lagi didistribusikan, mereka mengaku tak bisa hidup dengan hanya diberikan uang Rp 1 juta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.