Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perintah Jokowi, Simpati Menteri, dan Permintaan Maaf Bupati Pandeglang Atas Penusukan Wiranto

Kompas.com - 11/10/2019, 07:34 WIB
Walda Marison,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menjalani perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat sejak Kamis (10/10/2019).

Dia menjalani pengobatan intensif setelah menjadi korban penusukan dua teroris anggota kelompok JAD di Menes, Pandeglang, Banten.

Selama menjalani perawatan, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mendatangi RSPAD untuk menengok keadaan Wiranto.

Tidak hanya presiden dan wakil presiden, beberapa pejabat pun turut hadir ke RSPAD untuk menengok keadaan mantan Panglima TNI itu. Mereka sempat memberikan beberapa pernyataan terkait peristiwa tersebut kepada awak media.

1. Perintah Jokowi

Presiden Joko Widodo memerintahkan Polri, BIN dibantu TNI untuk mengusut tuntas penusukan terhadap Wiranto.

"Saya juga tadi siang langsung saya perintahkan Kapolri, Kepala BIN, didukung TNI untuk mengusut tuntas dan menindak tegas terhadap pelaku dan jaringan yang terkait peristiwa tadi siang," kata Jokowi setelah menjenguk Wiranto di RSPAD Gatot Soebroto.

Baca juga: Penusukan Wiranto dan Seruan Jokowi Perangi Terorisme...

Meski pelakunya sudah ditangkap, Jokowi ingin agar jaringan yang terafiliasi dengan pelaku juga diusut sampai ke akar-akarnya.

"Yang paling penting jaringan ini harus dikejar," kata dia.

2. Terdeteksi BIN

Kepala Badan Intelejen Negara Budi Gunawan memastikan pelaku penusukan Menkopolhukam, Wiranto tergabung dengan kelompok JAD.

Kepada awak media, mantan Wakapolri ini menjelaskan BIN telah memantau pergerakan kelompok ini selama tiga bulan.

"Ini sudah pasti dari kelompok jaringan JAD, khususnya jaringan JAD Bekasi, kita sudah pantau khusus pelaku ini tiga bulan yang lalu kan pindah dari Kediri ke Bogor, kemudian dari Bogor pindah ke Menes (Banten)," kata dia di RSPAD, Jakarta Pusat.

Dia mengaku jaringan JAD seperti ini banyak tumbuh di beberapa permukiman warga. Dia pun berharap masyarakat ikut mengawasi perkembangan jaringan-jaringan tersebut.

"Memang sel-sel seperti ini cukup banyak, sehingga kami mengimbau agar masyarakat tidak ikut dan turut memantau mengawasi sel sel seperti ini," ucap dia.

3. Pengamanan pejabat negara setelah ini

Menteri Dalam Negeri sekaligus Plt Menteri Hukum dan HAM, Tjahjo Kumolo mengatakan tidak akan ada penambahan pengamanan di tingkat pejabat setelah kejadian penyerangan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto.

Baca juga: Fakta Perempuan Asal Brebes Pelaku Penyerangan Wiranto, Berusia 20 Tahun dan Merantau Sejak Lulus SD

"Saya kira tidak ada, biasa-biasa saja," kata Tjahjo saat keluar dari RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (10/10/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com