JAKARTA, KOMPAS.com - Meski Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan laut, jumlah wisatawan yang masuk menggunakan kapal pesiar masih sangat rendah.
Hal itu disampaikan oleh Assiten Deputi Kemenkomaritim Indonesia Okto Irianto.
"Di kita (wisatawan masuk) cuma 200.000 setahun," kata Okto di Tanjung Priok, Rabu (16/10/2019).
Padahal kata Okto, rata-rata wisatawan yang masuk menggunakan kapal pesiar di negara-negara Asia bisa mencapai 5 juta orang dan Australia sekitar 1 juta wisatawan.
Salah satu yang menyebabkan kecilnya jumlah wisatawan yang masuk menggunakan jalur laut ini adalah Indonesia masih awam dalam bisnis kapal pesiar.
Baca juga: Menjelajah Kapal Pesiar Senilai Rp 792 Miliar yang Bersandar di Tanjung Priok
Okto menjelaskan, Indonesia baru melihat potensi besar kapal pesiar pada tahun 2015 lalu. Sebelum itu, Indonesia memiliki regulasi yang sangat ketat mengenai kapal berbendera asing yang melintasi perairan Nusantara.
"Pengangkutan orang dengan kapal berbendera asing itu tidak diperbolehkan. Kapal asing itu hanya boleh lewat saja," ucap Okto
Namun sejak tahun 2015, peraturan itu diubah pemerintah. Kapal-kapal berbendera asing itu kini boleh menurunkan dan menaikkan penumpang di lima pelabuhan yang ada di Indonesia.
Lima pelabuhan itu ialah Belawan (Sumatera Utara), Tanjung Priok (Jakarta), Surabaya, Teluk Benoa (Bali) dan Makasar.
"Sebenarnya dari segi regulasi sudah mudah, tinggal mereka bicara dari sisi bisnis," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.