Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Terendam Permanen, Beberapa Warga Hengkang dari Kampung Apung

Kompas.com - 19/10/2019, 07:56 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi Kampung Apung yang terendam air secara permanen membuat sejumlah warga memilih pindah rumah.

"Beberapa ada ya yang pindah rumah itu, sekitar tahun 2009 mulai ada warga yang pindah," ucap Rudi, ketua RT 010/RW 001 di Kampung Apung, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (17/10/2019).

Hal ini diperkuat saat Kompas.com coba menelusuri bangunan-bangunan rumah yang sudah kosong dan sengaja ditinggal pemiliknya.

Rumah tersebut kini menjadi kosong dan terlihat tidak terurus. Di beberapa sisi tembok juga terdapat tanaman liar yang tumbuh menjalar.

Baca juga: Mengenang Masa-masa Kejayaan Budidaya Ikan Lele di Kampung Apung

Kembali ke penghuni, Rudi mengatakan ada beberapa penyebab penghuni meninggalkan rumah miliknya begitu saja.

Pertama faktor lingkungan. Beberapa warga yang pindah rata-rata mengeluhkan kondisi lingkungan di Kampung Apung.

Apalagi banjir yang menggenang secara permanen di Kampung Apung setiap hari semakin meninggi.

"Rata-rara dari mereka sudah nggak tahan lagi dengan kondisi karena lingkungan di sini banjir juga," ucap Rudi.

Faktor kedua yang membuat pindah adalah perekonimian warga yang berlebih, sehingga mereka membeli rumah baru di lokasi lain.

"Terus karena tingkat ekonomi lumayan mereka memilih pindah ke daerah lain. Mereka ini yang tingkat ekonomi bagus ya. Salah satu tujuan pindahnya ke Tangerang, dekat juga dari sini," ucap Rudi.

Baca juga: Kisah Kampung Apung yang Dahulu Rimbun Penuh Pohon, Kebun, dan Empang...

Perihal rumah yang ditinggalkan, Rudi mengatakan beberapa warga ada yang memilih tidak menjualnya dan membiarkan tempat tinggalnya tenggelam.

"Kalau dijual uangnya nggak seberapa, belum diuruk dan lain-lain. Tidak nutup untuk beli baru lagi," kata Rudi.

Menurutnya, proses pemindahan dilakukan secara bertahap. Sayangnya, Rudi tidak bisa menjelaskan secara pasti berapa jumlah rumah warga yang ditinggal penghuninya dari Kampung Apung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com