JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang bocah berumur 10 tahun bernama Affan Satrio Kalam menjadi korban tewas karena tertabrak kereta di depan Kampus Universitas Pancasila, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (18/9/2019) siang.
Korban tertabrak kereta diduga karena kurang hati-hati ketika ingin menyebrang rel. Bukan hanya kurang hati-hati, Affan ternyata menyebrang rel melewati jalan yang tidak seharusnya.
Kompas.com pun coba merangkum beberapa fakta dari peristiwa tewasnya Affan karena tersambar kereta.
Affan rupanya tidak sendirian ketika ingin menyebrang rel kereta api. Dia bersama rombongan temanya mencoba menyebrangi rel kereta dari arah kampus UP.
Semua teman Affan pun berhasil melewati jalur tersebut, namun tidak dengan Affan.
Affan tertabrak oleh kereta dari arah Jakarta menuju Bogor hingga tewas di tempat. Korban mengalami luka parah di bagian kaki dan kepala.
Baca juga: Ingin Menyeberang Rel, Bocah 10 Tahun Tewas Tersambar Kereta di Depan Kampus UP
"Teman teman korban langsung melaporkan ke pihak sekuriti. Mereka lapor jika teman mereka tersambar kereta," kata Kapolsek Jagakarsa, Komisaris Polisi, Harsono saat dikonfirmasi.
Tidak lama berselang, pihaknya langsung mendatangi lokasi kejadian dan mengevakuasi korban.
"Langsung dibawa ke RS Fatmawati. Pihak keluarga sudah mengetahui," kata Harsono.
Affan dan teman-temanya diketahui tidak menyebrang dengan jalan yang seharusnya.
Mereka melewati pagar di sepanjang sisi rel kereta yang telah dijebol warga. Pagar tersebut dijebol hingga berukuran 30 sampai 40 cm.
Setelah menjebol pagar, mereka lalu masuk ke area rel dan menyebranginya dengan berjalan kaki.
Saat itulah Affan yang diduga kurang hati-hati tersambar kereta hingga mengakibatkan tewas di tempat.
Kapolsek Jagakarsa, Komisaris Harsono membenarkan jika pagar rel kereta api di depan kampus UP kerap dijebol warga. Mereka melakukan itu agar bisa menyebrangi rel dengan mudah.
Hal tersebut dilakukan karena jauhnya lokasi Jembatan Penyebaran Orang di lokasi tersebut.