Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyintas: Kalau Sudah Endemik, Stroke Harus Jadi Urusan Negara

Kompas.com - 24/10/2019, 15:18 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Penyintas stroke asal Bekasi, Komaruddin Rachmat (65) berpendapat bahwa tingginya jumlah pengidap stroke di Indonesia sudah semestinya menjadi perhatian negara.

Hal itulah yang hendak ia kampanyekan dalam aksi jalan kaki yang akan Komaruddin lakoni dari Bandung, Jawa Barat ke DKI Jakarta dalam rangka peringatan Hari Stroke Sedunia yang jatuh pada 29 Oktober 2019 nanti.

"Saya ingin menyampaikan, bahwa stroke itu kan masalah pribadi ya. Tapi, kalau sudah endemik, sudah massal, itu menjadi urusan negara," jelas Komaruddin ketika ditemui wartawan di Bekasi, Kamis (24/10/2019).

Baca juga: Penyintas Stroke Asal Bekasi Akan Jalan Kaki dari Bandung ke Jakarta

"Nah sekarang itu, stroke sudah menjadi penyakit nomor satu pembunuh di Indonesia," tambah dia.

Komaruddin mengaku prihatin dengan kian maraknya pengidap stroke. Melalui aksi jalan kakinya selama empat hari, ia hendak mendorong pemerintah agar merumuskan berbagai cara, termasuk peta jalan (roadmap), agar stroke tidak lagi jadi momok masyarakat.

"Supaya publik tahu, bahwa dari darah tinggi dan kolesterol kok bisa stroke? Itu (pemerintah) harus jelaskan, bagaimana mekanismenya, bagaimana caranya, supaya publik tahu dan bisa menghindar," Komaruddin menjelaskan.

"Karena stroke ini sudah teridentifikasi masalahnya, yaitu dari hipertensi dan tekanan darah tinggi, tinggal bagaimana rumusannya," imbuhnya.

Baca juga: Jalan Kaki Bandung-Jakarta, Penyintas Stroke Ini Ingin Motivasi Sesama

Komaruddin berencana mulai berjalan kaki dari Gedung Sate, Bandung besok, Jumat (25/10/2019) dan diperkirakan tiba di Monas, Jakarta Pusat, tepat pada Hari Stroke Sedunia, Selasa (29/10/2019).

Komaruddin mengaku terserang stroke pada 16 September 2012. Dalam penuturannya pada awak media, ia dirawat di RS Harum Kalimalang, Jakarta Timur oleh dr Gotot Sumantri Sp S dan dr Krisbanu as P. Ia baru pulih enam bulan berselang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com