Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Preman Tua yang Dibunuh di Cilincing Merupakan Residivis Pembunuh Anak Polisi

Kompas.com - 24/10/2019, 18:51 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratum, seorang preman berusia lima puluh tahun tewas setelah dibacok Satgas kampung Kalibaru III, Cilincing, Jakarta Utara lantaran sering membuat resah warga.

Mei Menarawati (40) salah seorang warga kampung tersebut mengatakan bahwa semasa hidupnya, korban pernah menjadi tahanan atas kasus pembunuhan.

"Korban itu pernah tusuk anak Polisi, mati. (Tempatnya) di sini juga, di ujung gang sana," kata Mei kepada wartawan di kediamannya, Kamis (24/10/2019).

Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 2007 silam. Ratum dituntut 15 tahun penjara, namun hanya menjalaninya selama sembilan tahun saja.

Baca juga: Resahkan Warga, Preman Tewas Dibacok Satgas Kampung

Selain itu, kata Mei, Ratum juga pernah membacok seorang anak muda yang sedang berpacaran di lokasi kampung tersebut.

"Enggak tahu alasannya apa, mungkin enggak suka sama gaya pacaran mereka. Tapi untung yang waktu itu enggak mati, abis dibacok dia kabur terus enggak keliatan ke mana," tutur Mei.

Bertahun-tahun di penjara tidak membuat Ratum memperbaiki sikapnya. Ratum masih sering kali meresahkan warga sekitar.

Mei mengatakan saudaranya yang merupakan ipar Ratum pernah dibentak-bentak saat preman tua itu ingin membeli minuman keras.

Baca juga: Pengakuan Tersangka Bacok Preman hingga Tewas: Rusuh Orangnya, Lagi Mabuk Acak-acak Pos

Tak hanya mabuk-mabukan, korban juga sering memalak warga kampung tersebut. Hal itu diungkapkan oleh Aminah (67)

"Iya suka malak-malakin warga," ujar Aminah.

Ia mengatakan, warga tidak berani untuk menegur perbuatan Ratum lantaran sikap brutalnya.

Warga lebih memilih menghindari Ratum daripada mereka harus terlibat konflik dengan pria tersebut.

Baca juga: Pembunuh Preman di Cilincing Kabur ke Pesantren di Banten

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto menyampaikan para tersangka dalam pembunuhan tersebut sejatinya sudah lama ingin menghajar korban.

Namun, emosi mereka memuncak saat Ratum yang sedang mabuk mengacak-acak pos tempat mereka sedang bakar ikan dan minum-minuman keras.

Para tersangka ini langsung mengambil senjata tajam untuk melampiaskan kekesalan mereka. Jadilah satu dari sepuluh tersangka yang bernama Ahmad Yani membacok korban berkali-kali hingga Ratum kehilangan nyawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com