Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amuk Warga yang Berujung Maut bagi Si Preman Tua di Cilincing

Kompas.com - 25/10/2019, 08:43 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keresahan warga di Cilincing, Jakarta Utara, akan aksi onar yang kerap dilakukan seorang preman bernama Ratum (50) mencapai puncak pada 15 September.

Bahkan, kemarahan warga berujung maut bagi Ratum yang tewas dibacok Ahmad Yani dan warga lain. 

Ahmad mengatakan rekan-rekannya sudah lama ingin membuat perhitungan terhadap korban. Tapi ia yang berperan sebagai satgas keamanan kampung Jalan Kalibaru Timur III, Cilincing, Jakarta Utara, masih meminta rekan-rekannya itu untuk menahan diri.

Namun, emosi mereka memuncak di hari pembunuhan tersebut. Saat itu, Ahmad dengan sembilan rekan itu sedang membakar ikan dan mabuk-mabukan. Tiba-tiba, Ratum yang juga sedang mabuk datang merusuh.

"(Korban) rusuh orangnya, lagi mabuk, terus ngacak-ngacak pos," kata Ahmad kepada wartawan saat rekonstruksi adegan di lokasi, Kamis (24/10/2019).

Baca juga: Resahkan Warga, Preman Tewas Dibacok Satgas Kampung

Ahmad yang kesal mengambil celurit yang sudah ia siapkan untuk berjaga-jaga apabila ada tawuran yang biasa terjadi di kampung tersebut. Sembilan rekannya itu juga diminta Ahmad untuk mengambil senjata tajam masing-masing.

Berbekal senjata itu, mereka lalu berpencar mencari Ratum. Setelah menemukan Ratum, Ahmad menghajarnya menggunakan tangan kosong.

Pukulan Ahmad membuat Ratum lari terbirit-birit. Ia kabur menuju rumahnya di Jalan Kalibaru Timur III. Namun, tinggal beberapa meter sampai ke rumah, Ahmad mampu meraih Ratum.

Baca juga: Pengakuan Tersangka Bacok Preman hingga Tewas: Rusuh Orangnya, Lagi Mabuk Acak-acak Pos

Ia lalu membacoknya berkali-kali hingga korban mengalami pendarahan hebat. Sembilan rekan Ratum yang tadinya ingin ikut serta mengurungkan niat setelah melihat Ratum luka parah.

Setelah peristiwa itu, mereka pun melarikan diri dan membiarkan Ratum tergeletak di atas tanah. Warga yang baru selesai shalat subuh di masjid melihat Ratum yang bersimbah darah lantas melaporkan hal tersebut ke Polsek Cilincing.

Korban pernah bunuh anak polisi

Warga sekitar mengakui bahwa selama ini Ratum berperilaku buruk. Ia sering memalak warga terutama yang memiliki warung.

Mei Menarawati (40), salah seorang warga kampung tersebut, mengatakan bahwa semasa hidupnya, korban pernah menjadi tahanan atas kasus pembunuhan.

"Korban itu pernah nusuk anak polisi, mati. (Tempatnya) di sini juga, di ujung gang sana," kata Mei.

Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 2007. Ratum dituntut 15 tahun penjara, tetapi hanya menjalaninya selama sembilan tahun.

Baca juga: Pembunuh Preman di Cilincing Kabur ke Pesantren di Banten

Selain itu, kata Mei, Ratum juga pernah membacok seorang anak muda yang sedang berpacaran di kampung tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com