JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah warga RW 03 Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung yang kesulitan air bersih karena sumurnya mengering terus bertambah.
Ketua RW 03 Herman mengatakan, hari ini, ada sejumlah warganya yang baru melapor butuh bantuan air bersih.
"Bertambah, kalau dibanding laporan yang saya terima hari Rabu kemarin, jumlah warga yang minta air bersih bertambah. Ada warga yang baru melapor," kata Herman di Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (25/10/2019), seperti dikutip Tribun Jakarta.
Hingga kini tercatat warga di RT 02, 05, 08, 09, 11 yang sudah melapor agar mendapat bantuan air bersih dari Satgas Air Bersih Pemprov DKI Jakarta.
Lantaran jumlah laporan meningkat, Herman meminta agar bantuan air bersih dikirim setiap dua hari.
"Dari instansi terkait sih sudah menyanggupi kalau bantuan air dikirim setiap dua hari sekali. Saya bilang kalau bisa truk tangkinya dikirim siang, jangan malam seperti kemarin," ujarnya.
Ketua RT 02 Adi Ismanto (41) membenarkan bila jumlah warganya yang kesulitan air bersih meningkat bila dibanding pada Rabu (23/10/2019).
Bila sebelumnya tercatat ada 25 kepala keluarga (KK), Adi mengatakan, kini jumlah warga RT 02 yang kesulitan air bersih jadi 30 KK.
"Saya juga heran kenapa bisa bertambah dalam hitungan hari. Kemarin malam itu ada warga yang baru melapor lagi, tambah 5 KK," tutur Adi.
Suplai terlambat
Sementara itu, PAM Jaya tak menampik adanya keterlambatan pengiriman bantuan air bersih untuk warga Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung pada Rabu (23/10/2019).
Manager Humas PAM Jaya Linda Nurhayani mengatakan, terlambatnya pengiriman air yang baru tiba pukul 22.40 WIB, karena banyaknya permintaan.
"Memang saat ini cukup banyak permintaan pengiriman air bersih via mobil tangki untuk warga yang terdampak kekeringan. Namun demikian permintaan tersebut segera kami tindak lanjuti," kata Linda saat dikonfirmasi, Jumat.
Menanggapi janji Direktur Utama PT PAM Jaya, Priyatno Bambang Hernowo yang menyatakan bantuan air bersih tiba dua jam setelah dilaporkan warga, Linda membenarkan janji pengiriman tersebut.
Namun, banyaknya permintaan bantuan dan kondisi lapangan memperlambat waktu pengiriman.