JAKARTA, KOMPAS.com - SMKN 35 Jakarta berbeda dengan SMA pada umumnya, sebab gedung sekolah atau kelas terpisah dengan lapangan olahraga.
Kepala Sub Bagian Humas SMKN 35 Jamsari mengatakan terpisahnya bangunan sekolah dengan lapangan olahraga karena adanya sebuah bangunan Pusat Pengembangan Kompetensi Guru dan Kejuruan (P2KPTK2) Jakarta Barat.
Bangunan yang terletak di antara bangunan sekolah dengan lapangan ini awalnya tak ditembok. Sehingga, tak mengganggu aktivitas siswa.
Namun, bangunan ini kemudian ditembok sehingga bangunan sekolah SMKN 35 Jakarta menjadi terpisah dari lapangannya.
"Dulu sebenarnya gabung jadi satu antara ini dan gedung P2KPTK2 sebenarnya tanah juga tanah kita atas nama SMKN 35 Jakarta Barat, tapi sekarang sudah ditembok," ucap Jamsari saat ditemui di SMKN 35, Jakarta Barat, Jumat (1/11/2019).
Baca juga: 2 Pejabat DKI Mundur di Tengah Polemik Anggaran, Anies Terkejut
Usai ditembok, para siswa dari SMKN 35 terpaksa berjalan kurang lebih 300-350 meter menuju lapangan olahraga.
Hal ini pula yang membuat kegiatan upacara setiap hari Senin yang diikuti seluruh siswa dan guru sekolah itu akan membuat macet Jalan Kerajinan.
Belum lagi anak-anak yang berjalan di pinggir jalan berpeluang terserempet kendaraan yang melintas.
"Sebenarnya permasalahan cuma satu sebenarnya anak-anak itu kalau hari Senin mau upacara ini macet kalau lewat luar ini permasalahan sebenarnya satu. Disini kan sesama satu instasi ya mbok ya kan jangan sampai menganggu jalan umum gitu loh," ucap Jamsari.
Baca juga: Anies Sebut Pembahasan Anggaran 2020 Tak Terganggu Mundurnya 2 Pejabat DKI
Jamsari mengingat dahulu sebelum ada tembok, murid bisa melalui bangunan P2KPTK2 untuk langsung ke lapangan olahraga.
Pihak sekolah pun sempat meminta agar pengelola bangunan memberikan akses jalan.
Pihak P2KPTK2 disebut sudah mengusulkan agar membuatkan trotoar bagi para siswa untuk berjalan dari sekolah ke lapangan. Namun, hingga saat ini belum terealisasi.
"Kami sebenarnya sudah minta, kan dulu sebelum ditembok dulu bisa lewat. Kalau mulai gembok itu sekitar 4 tahun lalu lah pengembokkan zaman Pak Rahmedi jadi Kepsek," ucap Jamsari.
"Dasarnya bangunan itu kan akan membangun trotoar untuk anak-anak smpai sekarang sudah 4 tahun nggak ada penjelassan," tambah Jamsari.
Salah satu siswa kelas XII, Adit mengaku repot bila setiap hari Senin harus berjalan ke lapangan untuk upacara.