JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) disebut tak berkeberatan ketika Partai Nasdem tidak mengundangnya ke kongres Nasdem di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019) lalu.
Di sisi lain, Nasdem justru mengundang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Pengamat politik Ray Rangkuti menganggap, fenomena ini menggambarkan bahwa Nasdem hendak membentuk kubu baru. Ia pun menduga, bisa saja Jokowi sudah mengetahui hal ini sebelumnya.
"Dia (Jokowi) juga tidak menginginkan ada dominasi yang terlalu kuat dari PDI-P dan Gerindra dalam koalisi. Sehingga, dimunculkan lah kubu baru, dalam hal ini Nasdem," ungkap Ray ketika dihubungi Kompas.com, Senin (11/11/2019).
Baca juga: Pengamat: Ada Pesan Kuat atas Hadirnya Anies dalam Kongres Partai Nasdem
"Belum tentu ini tidak sepengetahuan Jokowi. Bisa saja sebaliknya, Jokowi berada dalam salah satu pengusunng ide soal kubu baru ini," imbuhnya.
Ray meyakini, Jokowi ingin ada penyeimbang kekuatan PDI-P plus Gerindra dalam tubuh koalisi. Sebab, Jokowi dan koalisi partai pendukung, khususnya PDI-P, mulai tampak berseberangan dalam beberapa isu belakangan.
"Menurut saya, yang paling dekat dengan Jokowi adalah Nasdem. Harus diingat juga Nasdembdalah partai pertama yang mendukung Jokowi untuk periode kedua," ujar Ray.
"Jadi Jokowi tidak diundang (ke kongres Nasdem) bukan berarti Nasdem beroposisi pada Jokowi. Itu dibuat seolah-olah begitu. Sejauh ini, kalau dilacak, Jokowi paling dekat dengan Nasdem, pandangan soal isunya sama. Sebut saja dalam hal menolak wacana GBHN," ia menambahkan.
Baca juga: Kongres Nasdem Dibuka Anies, Akan Ditutup Jokowi
Sementara di sayu sisi, Anies dan Nasdem sendiri kian blak-blakan soal kedekatan keduanya. Baik Anies maupun Surya Paloh sama-sama tak menampik kedekatan tersebut dan kerap mengungkapkan hubungannya yang sudah berjalan sejak lama.
Kebetulan, Anies merupakan salah satu deklarator Nasdem yang saat itu masih berupa organisasi masyarakat (ormas). Meski begitu, pada Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu, Nasdem justru mendukung Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.