Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riwayat Jalan Inspeksi yang Dijebol untuk Akses Umum dan Diprotes Warga PIK...

Kompas.com - 11/11/2019, 22:19 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Komplek Pinisi dan Trimaran Permai, Pantai Indah Kapuk (PIK), Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara memprotes pembongkaran gerbang komplek untuk dijadikan jalanan umum oleh Pemerintah Kota Jakarta Utara.

Camat Penjaringan Muhammad Andri mengatakan pihaknya berhak membongkar pagar dan menjadikan jalanan tersebut jadi jalanan umum karena lahan itu milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Lebih lanjut, Andri menjelaskan bahwa jalan itu dulunya memang jalanan umum sebelum dipagari warga pada tahun 1998.

"Sebenarnya dulu tidak di gerbang dulu jalannya dibuka. Cuma peristiwa 98 terus ditutup, dikasih gerbang," tutur Andri saat dihubungi, Senin (11/11/2019).

Baca juga: Warga Kompleks Pinisi dan Trimaran PIK Protes Pagar Dibongkar untuk Jalan

Namun saat ini, mengigat kondisi sudah aman dan damai, Pemkot berhak membongkar kembali gerbang tersebut dan mengembalikannya menjadi jalanan umum.

Terlebih lagi, setiap jam pergi dan pulang kerja, kondisi lalu lintas di Jalan Pantai Indah Kapuk Timur dan Jalan Marina Raya itu semakin macet setiap harinya.

Gerbang Jalan Komplek Pinisi dan Trimaran yang dibongkar Pemerintah Kota Jakarta Utara untuk dibuat jalan tembusKOMPAS.COM/JIMMY RAMADHAN AZHARI Gerbang Jalan Komplek Pinisi dan Trimaran yang dibongkar Pemerintah Kota Jakarta Utara untuk dibuat jalan tembus

"Jadi satu-satunya Jalan Inspeksi yang belum dibuka ya jalan itu saja. Di wilayah lain semuanya sudah dibuka, Jalan Inspeksi pinggir kali udah untuk umum semua cuma itu aja yang enggak dibuka," tutur Andri.

Terkait pembongkaran gerbang itu Andri mengaku pihaknya telah menyosialisasikannya sejak sebulan terakhir namun berujung kebuntuan.

"Jadi kita membuka jalan itu membuka akses jalan itu karena di jalan itu ada gerbang sesuai Perda 8 tahun 2007 itu kan nggak boleh," ucap dia.

Baca juga: Pagar di Komplek PIK Dibongkar, Camat Minta Warga Tak Egois dan Bantu Pecah Kemacetan

Sebelumnya warga memprotes pembongkaran gerbang komplel Pinisi dan Timaran yang dilakukan Pemkot Jakarta Utara.

Agus Widjaja, kuasa hukum warga Komplek Pinisi dan Trimaran mengatakan, sebelum pagar itu dijebol, jalanan itu hanya bisa diakses warga komplek.

"Jadi itu jalan mentok enggak bisa tembus ke jalan raya. Karena itu jalan hijau dan di peta Pemda itu enggak ada, jadi itu jalan dipaksain tembusin ke Jalan Raya," kata Agus.

Menurutnya, jalanan yang berada di lahan hijau dan berada dibawah aliran sutet tidak layak dijadikan jalanan umum yang akan dilintasi banyak warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Megapolitan
Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com