Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemesraan Anies-Nasdem dan Poros Baru Antitesis Jokowi dalam Pilpres 2024

Kompas.com - 12/11/2019, 06:13 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemesraan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Partai Nasdem semakin terlihat.

Teranyar, Anies Baswedan menghadiri Kongres II Partai Nasdem di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (11/11/2019) malam.

Sebelumnya, Anies juga hadir dalam Kongres I Partai Nasdem pada Jumat (8/11/2019). Dalam perhelatan itu, bahkan Presiden RI Joko Widodo tidak masuk daftar tamu undangan.

Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya sebelumnya mengatakan, Anies diundang karena ia "orang dalam" yang tidak asing bagi Nasdem, bahkan menjadi salah satu deklarator Nasdem ketika masih berbentuk ormas.

Kedekatan ini boleh jadi akan terus berlanjut, sejak pertama kali publik dikejutkan dengan pertemuan Anies-Paloh pada 24 Juli 2019 di tengah manuver sejumlah partai politik ke Istana.

Direstui Jokowi bentuk poros baru?

Pengamat politik Ray Rangkuti berpendapat, ada pesan jelas yang hendak disampaikan Nasdem melalui kedekatannya dengan Anies yang diumbar kepada publik akhir-akhir ini.

"Pesan yang paling kuat adalah Nasdem ingin membentuk poros baru. Tujuannya mengadang poros PDI-P dan Gerindra yang mungkin akan kelewat mendominasi dalam pemerintahan Jokowi," ungkap Ray kepada Kompas.com melalui telepon, Senin (11/11/2019).

Baca juga: Kian Mesra dengan Anies Baswedan, Nasdem Ingin Buat Poros Baru untuk 2024?

Ray pun menduga, Jokowi mungkin saja telah "merestui" pembentukan poros baru ini. Hal itu demi pertimbangan politis jangka pendek, yakni stabilitas Kabinet Indonesia Maju di bawah Jokowi.

"Dia (Jokowi) juga tidak menginginkan ada dominasi yang terlalu kuat dari PDI-P dan Gerindra dalam koalisi. Sehingga, dimunculkanlah kubu baru, dalam hal ini Nasdem. Belum tentu ini tidak sepengetahuan Jokowi. Bisa saja sebaliknya, Jokowi berada dalam salah satu pengusung ide soal kubu baru ini," ungkapnya.

Ray meyakini, Jokowi ingin ada penyeimbang kekuatan PDI-P plus Gerindra dalam tubuh koalisi, dan itu adalah Nasdem. Sebab, Jokowi dan koalisi partai pendukung, khususnya PDI-P, mulai tampak berseberangan dalam beberapa isu belakangan.

Sebaliknya, dalam sejumlah isu lain, respons Jokowi malah seirama dengan Nasdem. Hal ini, kata Ray, jadi bukti bahwa hubungan Jokowi dan Nasdem justru begitu dekat.

"Jadi Jokowi tidak diundang (ke Kongres I Nasdem) bukan berarti Nasdem beroposisi pada Jokowi. Itu dibuat seolah-olah begitu. Sejauh ini, kalau dilacak, Jokowi paling dekat dengan Nasdem, pandangan soal isunya sama. Sebut saja dalam hal menolak wacana GBHN," kata dia.

Simbiosis mutualisme untuk 2024

Ray menengarai, kedekatan Anies-Paloh akan saling menguntungkan bagi keduanya menghadapi peta politik ke depan, khususnya Pilpres 2024.

Bagi eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI itu, dia jelas mendapat suntikan modal berharga, yaitu dukungan partai politik.

Satu kaki Anies untuk mencalonkan diri 2024 nanti, kata Ray, relatif aman berbekal kedekatannya dengan Nasdem.

Baca juga: Panggung Nasdem untuk Anies Baswedan dan Agenda 2024

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com