Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Mula Toko Minyak Wangi Menjamur di Kawasan Condet

Kompas.com - 14/11/2019, 14:19 WIB
Dean Pahrevi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harum minyak wangi tercium menyengat saat melintas di Jalan Raya Condet, Jakarta Timur. Aroma itu berasal dari toko minyak wangi yang berjejer rapi di hampir sepanjang jalan tersebut.

Sebagian besar toko minyak wangi itu dimiliki oleh warga turunan Arab. Namun, terdapat juga warga pribumi yang memiliki bisnis serupa.

Kompas.com pun menelusuri sejarah awal toko minyak wangi mulai menjamur di kawasan Condet.

Pelopor penjual minyak wangi pertama di Kawasan Condet itu bernama Habib Taufik Assegaf pada tahun 1970-an. Dia berjualan dengan bermodal meja di depan Masjid Al-Hawi di Jalan Raya Condet.

Baca juga: Asal Mula Warga Turunan Arab Penuhi Kawasan Condet

Hal itu diungkapkan Habib Muchsin Bin Salim, cucu Habib Muchsin Bin Muhammad Alatas, ulama terkenal pada awal abad ke-19 di kawasan Condet.

"Penjual awalnya itu Habib Taufik Assegaf itu tahun 1970-an. Itu sekarang tokonya di pinggir kali tuh. Sekarang orangnya sudah meninggal," kata Habib Muchsin Bin Salim di Makam Kramat, Jalan Raya Condet, Jakarta Timur, Rabu (13/11/2019).

Pada saat itu, Habib Taufik Assegaf berjualan minyak wangi agar warga Condet yang kerap mengikuti kajian ceramah para ulama di Masjid Al-Hawi tidak perlu harus membeli minyak wangi yang berada di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Dulu kan orang kalau beli minyak wangi harus ke Tanah Abang. Nah, Habib Taufik Assegaf itu jualan di sini biar orang itu tidak usah jauh-jauh ke sana. Makannya dia jualan di sini," ujar Habib Muchsin.

Seiring berjalannya waktu, usaha minyak wangi milik Habib Taufik Assegaf semakin berkembang pesat.

Selain toko milik Habib Taufik Assegaf, toko minyak wangi tertua lainnya di kawasan Condet dimiliki oleh Habib Yahya Bin Syeh Abu Bakar. Toko itu bernama "BSA Wangi".

Baca juga: Festival Condet 2019, Upaya untuk Lestarikan Budaya Betawi

"Habis punya Habib Taufik, ada lagi yang lama pertama itu, punyanya Habib Yahya Bin Syeh Abu Bakar, itu namanya "BSA Wangi" masih ada sampai sekarang. Nah mereka itu yang pertama di sini punya toko minyak wangi," kata Habib Muchsin.

Annisa Jindan, istri dari Habib Yahya pun membenarkan bahwa toko minyak wangi yang didirikan suaminya memang yang tertua.

"Iya kami yang paling lama, sama yang Toko 'Lisa Wangi' tuh punya Habib Taufik. Kalau kami di sini lupa ya dari kapan berdiri, ya sudah sekitar 35 tahun lebih lah," ujar Annisa saat ditemui di tokonya, Kamis (14/11/2019).

Annisa menambahkan, selain menjual minyak wangi, dia juga menjual berbagai macam oleh-oleh khas haji dan jenis rokok arab atau shisha.

"Jual oleh-oleh haji, rokok arab juga. Sekarang sudah ada dua toko kita sama di Condet juga. Selain karena bisnis, dulu suami saya jual minyak wangi ya biar orang-orang tidak perlu ke Tanah Abang. Karena dulu kan di sini belum ada yang jual minyak wangi," ujar Annisa.

Berawal dari dua Habib tersebut, toko minyak wangi kini semakin banyak dan menjamur di kawasan Condet. Tak hanya dari turunan arab, warga pribumi pun juga ada yang membuka toko minyak wangi.

"Toko minyak wangi kenapa banyak di sini, karena kan pakai minyak wangi harum begitu kan sunnah nabi, sunnah Rasulullah. Ketika shalat sunnahnya kan pakai minyak wangi itu yang bukan alkohol. Nah awalnya dari situ Habib Taufik Assegaf sampai sekarang makin banyak yang jualan," ujar Habib Muchsin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com