Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putaran Depan Kampus IISIP Ditutup, Warga Mengeluh Macet hingga Anak Terlambat Sekolah

Kompas.com - 15/11/2019, 09:56 WIB
Walda Marison,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Bina Marga berserta pihak terkait berencana menutup jalur putaran yang melewati pelintasan kereta api di depan kampus Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Lenteng Agung (IISIP), Jakarta Selatan pada Jumat (15/11/2019).

Penutupan ini merupakan bagian dari rencana pembangunan flyover berbentuk U di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Jalur putaran tersebut diperkirakan akan ditutup selama hampir satu tahun karena proyek pengerjaan flyover direncanakan rampung pada akhir 2020.

Rencana penutupan jalur putaran itu pun menjadi perhatian publik, terutama warga sekitar. Penutupan jalur tersebut menjadi hal serius bagi warga karena banyak orang yang kerap melewati jalan tersebut dalam aktivitas sehari-hari.

Beberapa dari warga bahkan menolak adanya pembangunan flyover tersebut. Salah satunya Nining (45). Dia berujar, penutupan jalur putar akan menghambat anaknya untuk pergi sekolah.

Baca juga: Dampak Pembangunan JPO, Sepanjang Jalan Tanjung Barat dan Lenteng Agung Macet

"Saya muternya jadi jauh kalau antar anak sekolah. Bisa bisa saya memutar di depan UP (Universitas Pancasila). Pasti juga di situ ramai dan macet," kata Nunung ketika ditemui di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (15/11/2019).

Dia semakin protes ketika mengtahui penutupan jalur putaran diperkirakan akan memakan waktu lama.

"Aturan jangan asal ditutup sampai lama. Kasihan yang mau kerja, mau sekolah pasti terhambat. Belum tentukan juga ini poryek bakal kelar," kata dia dengan nada sinis.

Hal serupa juga di katakan Fahrozi (44) pria yang bekerja di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan ini mengatakan bahwa penutupan jalur putaran akan menimbulkan kemacetan.

"Pasti satu satunya tempat putaran itu ya di Pasar Minggu sama depan kampus UP. Walah enggak kebayang lah macetnya kayak apa. Karena pasti numpuk di situ semua," kata dia.

Baca juga: Pukul 24.00 Hari Ini, Bina Marga Akan Tutup Putaran Depan Kampus IISIP

Seharusnya, kata dia, pihak pemerintah atau Dinas terkait melakuka sosialisasi jalur-jalur alternatif bagi para pengendara agar terhindar dari macet.  Hal tersebut diyakini Fahrozi akan mengurangi antrean panjang di jalur Lenteng Agung.

"Seharusnya ada sosialisasi jalur tikus, jalur alternatif gitu. Kalau saya contohnya yang bawa mobil itu harus lewat dari mana ke mana, keluar tol apa, masuk ke mana. Begitu juga buat pengendara motor," tambah dia.

Namun hal berbeda dikatakan Asep. Warga Depok ini mengaku setuju denga penutupan jalan tersebut. Hal tersebut diyakini Asep demi keselamatan para pengguna jalan.

"Jadi gini, kalau jalan ini enggak ditutup dan bersamaan ada pengeboran jalan buat paku bumi, nanti pengguna jalan bisa kena bebatuan atau pantulan alat berat itu. Mending sekalian aja ditutup. Toh juga buat keselamatan yang naik motor sama mobil juga," kata dia.

Walaupun demikian, dia tetap mengakui bahwa kemacetan juga akan semakin parah karena penutupan tersebut.

"Ini aja jalan cuma satu jalur sudah macet. Apalagi nanti ditutup jalur putar baliknya," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com