Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Penyiraman Air Keras di Jakbar Tertangkap, Ini Komentar Anies

Kompas.com - 16/11/2019, 17:27 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendukung kepolisian untuk memberikan sanksi tegas kepada pelaku penyiraman air keras yang terjadi di wilayah Jakarta Barat.

"Ya sudah proses hukum saja, apalagi kalau menimbulkan perasaan tidak aman dan kita harap semua bisa dituntaskan dengan hukuman yang sesuai dengan pelanggaran mereka," ucap Anies di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Sabtu (16/11/2019.

Baca juga: Motif Pelaku Penyiraman Air Keras di 3 Lokasi di Jakbar: Agar Menderita Sepertinya

Ia pun mempercayai aparat kepolisian mampu menuntaskan kasus tersebut dengan baik.

"Aparat penegak hukum saya percaya pasti akan proses dengan baik," tambah Anies.

Sementara itu, demi mengantisipasi hal serupa terjadi kembali, Anies mengimbau agar warga aktif dan selalu waspada akan lingkungan mereka.

Apabila ada sesuatu yang mencurigakan, diminta langsung melapor ke pihak keamanan setempat baik polisi atau lainnya.

Diberitakan sebelumnya, teror penyiraman air keras terjadi di wilayah Jakarta Barat.

Baca juga: Polisi Amankan Satu Pelaku Teror Penyiraman Air Keras di Jakarta Barat

Pertama, dua siswi SMPN 229 Jakarta Barat A dan PN diserang pelaku misterius dengan menggunakan air keras. Aksi penyiraman itu terjadi saat kedua korban pulang sekolah, Selasa (5/11/2019).

Aksi serupa juga menimpa seorang penjual sayur keliling bernama Sakinah (60).

Perempuan paruh baya tersebut menjadi disiram air keras pelaku misterius di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (8/11/2019) malam, tepatnya di Jalan Aries Utama, Meruya Utara, Jakarta Barat sekitar pukul 19.00 WIB.

Peristiwa terbaru, penyerangan air keras menimpa enam orang pelajar Sekolah Menengah Atas SMPN 207 Jakarta Barat.

Kejadian tersebut tepatnya terjadi di Jalan Mawar, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (15/11/2019).

Polda Metro Jaya pun sudah menangkap satu tersangka pelaku penyiraman air keras itu.

Baca juga: Tersangka Penyiraman Air Keras Disebut Beraksi di 3 Lokasi

Penangkapan dibenarkan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Suyudi Ario Seto.

"Iya (pelakunya) sudah ditangkap," kata Suyudi saat dikonfirmasi, Sabtu.

Pelaku yang masih identitasnya belum bisa diketahui ini diduga melakukan penyiraman air keras di tiga lokasi berbeda di wilayah Jakarta Barat dalam dua pekan terakhir. 

 

Kompas TV Presiden Jokowi kini punya 3 cucu. Nama cucu-cucu Jokowi terdengar unik. Pada Jumat, 15 November 2019 cucu ketiga Jokowi, La Lembah Manah lahir. La Lembah Manah dalam bahasa Jawa berarti rendah hati. Sementara, nama cucu pertama Jokowi, Jan Ethes Srinarendra mempunyai arti nama yang sangat dalam. Jan Ethes Srinarendra berarti pemimpin yang cerdas dan cekatan. Sedangkan, nama cucu kedua Jokowi, Sedah Mirah juga berasal dari bahasa Jawa yang memiliki harapan agar menjadi anak menawan, soleha dan dermawan. #cucujokowi #lalembahmanah #janethes
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Megapolitan
98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Megapolitan
Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil 'Live' Instagram

Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil "Live" Instagram

Megapolitan
Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Megapolitan
Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com