TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Tangerang Selatan Helina Mustikasari menyambangi rumah kontrakan Z (10), anak yang tewas terjebak saat kebakaran karena dipasung orang tuanya.
Z yang memiliki kebutuhan khusus kerap dipasung dengan cara dirantai oleh orang tuanya, Suhin. Hal tersebut dilakukan karena Z yang sangat aktif dapat mengganggu masyarakat hingga khawatir kecelakaan jika dilepas bebas.
Bahkan, Z pernah dievakuasi oleh Dinas Sosial untuk mendapatkan perhatian khusus pada Maret 2019. Namun, pada Mei 2019, orang tua Z meminta untuk kembali mengasuhnya bersamaan saat proses pemindahan dari rumah singgah ke panti sosial.
"Pemindahan karena rumah singgah lagi direnovasi. Kalau saya dengar memang ditolak-tolak terus, jadi enggak bisa lama karena kondisinya yang seperti itu," kata Herlina di lokasi, Senin (18/11/2019).
Baca juga: Kebakaran di Tangsel, Seorang Anak Terjebak hingga Tewas
Kini sejak kejadian tersebut, Herlina mengimbau tidak ada lagi pemasungan terhadap anak, apa pun keadaan dan tingkah lakunya.
Pihak P2TP2A pun akan mengevaluasi dalam penanganan anak, tak terkecuali yang berkebutuhan khusus.
"Imbauannya, memang tidak boleh ada pemasungan anak. Jadi, kami juga merasa prihatin, sedih dan terkejut. Z harus berakhir dalam keadaan dipasung dan dirantai seperti ini. Itu memang tidak bisa, ayahnya juga sudah diberitahukan, enggak bisa, tidak ada alasan apa pun yang membuat keadaan seseorang itu dipasung," tutupnya.
Baca juga: Dipasung Bapaknya, Anak Tewas Terjebak Kebakaran di Tangsel
Sebelumnya, kebakaran melanda permukiman di Gang Sayur Asem, RT 014 RW 004, Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Minggu (17/11/2019) pukul 15.00 WIB.
Kebakaran tersebut menewaskan seorang anak berinisial Z (10) yang terjebak di rumah kontrakan karena dipasung oleh ayahnya.
Berdasarkan keterangan warga setempat, api yang muncul berasal dari rumah Z. Diduga itu karena Z yang dipasung oleh orang tuanya bermain korek hingga menyambar ke beberapa barang lain.
Kebakaran tersebut menjadi yang kedua setelah sebelumnya juga pernah terjadi pada Oktober 2019.
Saat itu kebakaran diduga juga disebabkan oleh Z yang menyalakan kompor karena kelaparan. Beruntung, kebakaran tersebut dapat diatasi warga dan penghuni rumah kontrakan lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.