Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubuk Kayu yang Dibangun Korban Penggusuran Sunter Agung Dibongkar Satpol PP

Kompas.com - 19/11/2019, 15:17 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubuk kayu yang dibangun warga korban penggusuran Jalan Agung Perkasa VIII, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara di dekat lokasi ikut dibongkar.

Rizal Fahmi (21) salah satu warga terdampak mengatakan, pembongkaran itu berlangsung pada pagi tadi sekitar pukul 08.00 WIB.

"Tadi pagi langsung dirobohin semua (sama) Satpol PP. Yang lagi istirahat dibangunin, terus disuruh pindah," kata Rizal kepada Kompas.com, Selasa (19/11/2019).

Pembongkaran tadi pagi mengakibatkan sebagian warga yang memiliki bayi pergi ke rumah kerabat mereka agar tidak kepanasan.

Hal itu juga dibenarkan oleh Samsiah (40). Dia mengatakan, pagi tadi anggota Satpol PP datang menyebut akan membongkar pondokan miliknya.

"Habis itu langsung nyopot-nyoptin," ucapnya.

Baca juga: Lokasi Penggusuran di Sunter Agung akan Ditanami Pohon Tabebuya

Namun, ia mengatakan bahwa tidak ada satu pun barang yang diambil dari gubukan tersebut. Kayu-kayu yang dalam kondisi bagus diletakan rapi di sekitar lokasi.

Setelah gubuknya dibongkar, Samsiah berencana mencari tempat tinggal dan usaha baru.

"Tapi belum tahu di mana, masih dipikirin," kata dia.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, gubuk kayu sederhana yang kemarin berdiri di seberang puing-puing kini tinggal tumpukan kayu dan barang-barang pribadi warga.

Sebagian warga yang masih bertahan memilih duduk di bawah pohon yang beralaskan kayu-kayu sisa rumah mereka sebelumnya.

Baca juga: Pemkot Jakut Sebut Penggusuran Kawasan Sunter untuk Perbaikan Saluran Air

Adapun Pemkot Jakarta Utara menggusur sejumlah bangunan semi permanen yang berdiri di lokasi tersebut pada Kamis (14/11/2019) lalu.

Penggusuran ini melibatkan 1.500 personel gabungan dari kepolisian, TNI, Satpol PP dan PPSU.

Penertiban tersebut berujung bentrok karena warga mempertahankan bangunan mereka yang sudah ditinggali sejak puluhan tahun tersebut.

Warga juga meminta agar tidak digusur karena dulunya sudah mendukung Anies dalam Pemilihan Kepala Daerah tahun 2017.

Sampai kemarin, warga terdampak penggusuran masih bertahan di lokasi dengan membangun pondokan-pondokan dari sisa-sisa penggusuran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com