BEKASI, KOMPAS.com - Ketua Komisi III DPRD Kota Bekasi Abdul Muin Hafidz menyampaikan bahwa pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bekasi hingga hari ini masih kurang Rp 1 triliun dari target PAD 2019.
"Itu masalah. PAD (2019) yang (targetnya) Rp 3,3 triliun sekarang baru tercapai 71 persen. Baru Rp 2,26 triliun," ucap Muin melalui sambungan telepon, Rabu (20/11/2019).
Muin mengatakan, masalah ini telah ia bicarakan dengan Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bekasi Aan Suhanda pada Senin (18/11/2019) lalu. Ia menganggap, langkah realistis Bapenda di sisa 40 hari ke depan ialah memaksimalkan PAD 2019 hingga mencapai 80 persen.
Baca juga: Genjot PAD, Bekasi Akan Atur Operasional Rukotel
Aan sebelumnya juga ada di pusaran polemik pengelolaan jatah parkir minimarket oleh ormas. Langkah penugasan ormas untuk menarik tarif parkir merupakan bagian dari rencana Bapenda menggenjot PAD di sisa tahun anggaran.
Muin belum dapat penyebab kebocoran PAD ini, entah pemasukan yang lesu atau pengeluaran yang terlalu jor-joran.
"Dari pertemuan dengan beliau (Aan), kita mau lihat, dari sisi mana nih terjadi sebuah defisit. Itu yang harus kita cari tahu," ungkap Muin.
"Karena yang namanya ekonomi kan kalau PAD-nya berkurang, otomatis kan defisit. Kalau pengeluaran banyak kan defisit juga," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.