JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang pisang di Jalan Raya Pisangan Lama, Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, mengeluhkan rencana penertiban lapak tempat mereka berdagang.
Lapak-lapak mereka akan digusur karena terkena proyek pembangunan Double-Double Track (DDT) atau jalur dwi ganda kereta api.
Hal itu menyebabkan para pedagang harus mengosongkan lapaknya dan mau direlokasi ke tempat lain.
Yus Rustadi, koordinator pedagang pisang setempat mengatakan, pihaknya tidak mempersoalkan rencana pembangunan DDT. Namun, mereka mengeluhkan mepetnya waktu untuk relokasi yang diberikan pemerintah.
Baca juga: Pelintasan KA di Pisangan Lama Ditutup, Pejalan Kaki Masih Bisa Lewat
"Di sini kami ada 80-an pedagang, ditambah anak buah bisa ratusan. Kami tidak masalah direlokasi untuk kepentingan proyek, tapi yang kami sayangkan waktu untuk relokasi dikasihnya sangat mepet, hanya semingguan," kata Rustadi di lokasi, Minggu (24/11/2019).
Ia mengungkapkan, para pedagang diberi waktu sampai akhir November 2019 untuk mengosongkan lapakn. Waktu itu dirasa sangat tidak cukup mengingat sulit untuk mencari tempat baru buat berdagang.
"Pemerintah kasih kami tempat di Pasar Klender, kami tidak mau, tidak setuju, di sana sepi pengunjung. Ada ratusan pedagang di sana tapi milihnya berjualan di jalanan. Kami juga butuh waktu relokasi agak lama karena ini kan pisang gampang busuk, sulit juga cari tempat baru," ujar Rustadi.
Mereka sempat meminta agar direlokasi ke Jalan Pisangan Lama Timur, dekat Dipo kereta Stasiun Cipinang. Namun, itu tidak diizinkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Baca juga: Kelalaian Kerja Berujung Maut di Proyek DDT Jatinegara
"Kami mintanya di dekat Dipo kereta karena tidak jauh dari sini. Kami pindahin barang dagangan juga mudah. Tapi tidak boleh, kami menyelesaikan masalah dengan masalah," ujar Rustadi.
Mereka berharap Pemprov DKI Jakarta bisa memberikan waktu lebih terkait relokasi dagangan. Mereka juga meminta pemerintah memberikan lokasi berdagang yang strategis.
"Kami maunya diberikan waktu yang cukup, tiga bulan saya rasa cukup untuk kami relokasi," ujar Rustadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.