Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Buruh Cuci Alami Pengeriputan Otak, Seluruh Tubuh Kaku Tak Bisa Bergerak

Kompas.com - 25/11/2019, 16:45 WIB
Sabrina Asril

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Panggah Jalu Panawe (14), anak dari seorang buruh cuci, terkapar kaku tak bisa bicara di dalam rumahnya di Jalan Swadaya I Gang Langgar II RT 07 RW 10, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Panggah menderita pengeriputan otak.

"Kondisi tersebut sudah hampir 1,5 tahun," kata Puji Utami (48), sang ibu, saat ditemui rumahnya, Senin (25/11/2019) seperti dikutip dari Antara.

Ia mengatakan anaknya didiagnosis oleh dokter mengalami pengeriputan otak sehingga menyebabkan motoriknya terganggu. Hal itu membuat seluruh tubuhnya kaku. 

Baca juga: Ada Pendarahan di Otak, Siswa yang Lompat Saat Kebakaran di SMK Yadika 6 Dioperasi

Puji menceritakan awal mula anaknya mengalami kondisi mengenaskan tersebut pada 1 Desember 2018, Panggah jatuh pingsan dan kejang-kejang di dapur.

"Awalnya Desember 2018, jatuh di dapur kejang-kejang lalu dibawa ke rumah sakit Jatipadang, lalu dirujuk ke RSUD Koja," kata Puji.

Setelah dirujuk, Panggah dirawat selama 18 hari di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara dari tanggal 1 sampai 19 Desember 2018.

Menurut Puji, setelah dirawat, anaknya kembali pulih, dapat berjalan dan beraktivitas seperti sedia kala. Namun, Panggah sudah tidak bisa bicara.

"Dokter mengatakan obatnya hanya diterapi saja," kata Puji.

Baca juga: Jangan Salah, Melamun Punya Manfaat Penting bagi Otak

Kondisi Panggah kambuh kembali pada Februari 2019, hingga akhirnya dibawa lagi ke rumah sakit untuk dirawat pada Mei 2019.

Menurut Puji, sepulang dari rumah sakit tersebut kondisi anaknya sudah tidak bisa berjalan dan terbaring kaku.

Kini anaknya hanya bisa terbaring kaku di atas tempat tidur, dengan tangan menekuk dan kaki lurus tidak bisa ditekuk.

Tubuhnya hanya tinggal tulang, dengan kulit kering di badan.

Sementara itu bagian bawah tubuhnya sudah lecet dan luka parah karena terlalu lama terbaring.

Butuh perhatian

Panggah hanya bisa berinteraksi lewat mata dan sesekali berteriak seperti memanggil dengan teriakan panjang seperti mengaung.

"Ya dia cuma bisanya begitu, Alhamdulillah baru tiga hari ini dia bisa makan, beberapa hari sebelumnya hanya bisa dikasih susu lewat selang yang terpasang di hidung," kata Puji.

Panggah juga diduga alami gizi kurang karena kondisinya yang terkapar terbaring di tempat tidur, tidak bisa berdiri apalagi duduk.

Selama tiga hari ini Panggah hanya diberi asupan sereal ditambah susu seperti makanan bayi.

Puji berharap anaknya mendapat perhatian, terutama untuk membantu biaya terapi bicara dan terapi tulang supaya anaknya bisa kembali pulih seperti semula.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com