Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Pisang di Pisangan Lama Minta Direlokasi ke Tempat Layak

Kompas.com - 25/11/2019, 18:53 WIB
Dean Pahrevi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang pisang di Jalan Pisangan Lama Raya, Pulogadung datang ke Balai Kota DKI Jakarta, Senin (25/11/2019) pagi.

Mereka mengajukan surat permohonan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait relokasi pedagang pisang yang terimbas proyek pembangunan Double-double Track (DDT) kereta api Manggarai-Cikarang.

Namun, saat di Balai Kota, para pedagang tidak bertemu Anies. Mereka menyerahkan surat permohonan itu kepada pegawai Balai Kota.

Koordinator pedagang pisang Deden Mulyandi mengatakan, dalam surat permohonan tersebut para pedagang meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan lokasi berdagang sementara yang layak.

Baca juga: Polemik Relokasi Pedagang Pisang di Pisangan Lama akibat Proyek DDT Kereta Api

"Tempat yang kami usulkan, yaitu depan Dipo PT KAI. Itu bukan harga mati, kalau Pemprov ada tempat yang lebih baik kenapa tidak?" kata Deden saat dihubungi Kompas.com.

"Kan tempat yang di depan Dipo KAI sayang, daripada dipakai buat parkir truk dan mikrolet, lebih baik kami gunakan sementara untuk relokasi. Sementara saja, sampai para pedagang mendapat tempat relokasi yang tetap ataupun kontrakan kios di sekitar Jalan Pisangan Lama Raya," imbuhnya.

Adapun sebelumnya Pemprov DKI telah menawarkan para pedagang untuk direlokasi ke lantai 2 Pasar Klender. Namun, para pedagang berkeberatan karena lokasi yang jauh dari lapak sebelumnya, serta khawatir sepi pembeli.

"Bisa juga solusinya dengan mengoptimalisasi lahan parkir di PD Pasar jaya. Sayangkan daripada buat parkir member mobil yang menginap, lebih baik digunakan buat berdagang," ujar Deden.

Deden menegaskan, pihaknya tidak pernah menolak relokasi karena proyek DDT tersebut. Para pedagang justru mendukung proyek demi kepentingan nasional. Hanya saja para pedagang minta disediakan lokasi berdagang yang layak.

"Kami juga hanya menyayangkan, tenggat waktu antara sosialisasi dan pengosongan tempat terlalu singkat, hanya 10 hari, karena sebelum-sebelumnya, proyek DDT mengalami penundaan beberapa kali bahkan sejak tahun 1998," ujar Deden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com