Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puji Data Dukcapil, Tito Karnavian Sebut Pengungkapan Kasus Terorisme Jadi Lebih Mudah

Kompas.com - 26/11/2019, 08:36 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memuji data penduduk yang dimiliki Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil saat memberi sambutan di Rapat Koordinasi Nasional, Senin (25/11/2019) malam.

Dalam sambutannya, Tito menyebutkan 1.268 instansi telah menggunakan data kependudukan dari Dukcapil. Termasuk Polri, institusi yang pernah ia pimpin selama tiga tahun.

Tito lantas menjelaskan bagaimana sulitnya ia mencari identitas pelaku bom Bali sewaktu masih aktif di kepolisian.

"Saya menyampaikan pengalaman saya, waktu menangani teror bom Bali kami harus cari orangnya, sudah ada sidik jarinya, sudah ada mukanya tapi karena enggak ada sistemnya kami harus cari manual," kata Tito dalam sambutannya di Discovery Ancol Taman Impian, Pademangan, Jakarta Utara.

Tito menjelaskan saking sulitnya ia mencari identitas pelaku bisa membutuhkan waktu berminggu-minggu, hingga berbulan-bulan hanya sekedar mencari identitas pelaku.

Tapi itu semua berubah ketika fasilitas KTP elektronik dari Dirjen Dukcapil digunakan oleh kepolisian.

Ia lantas mencontohkan kasus lain seperti tujuh teroris di Tuban yang ditembak mati, dua pelaku bom bunuh diri di Kampung Melayu, dan bom di jalan Thamrin saat Tito menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.

"Tinggal cekrek foto, terus menggunakan alat untuk mengambil sidik jarinya, dalam hitungan detik, sudah keluar (data tersangka), tahu alamatnya di mana, tim segera berangkat, hanya hitungan menit kami bisa menyelesaikan perkara," ujar Tito.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Dirjen Dukcapil sudah mencatat data dari 98 persen warga Indonesia yang jumlahnya lebih dari 250 juta penduduk.

"Saya membayangkan kalau seandainya ada smart city dibuat berdasarkan kepada dukcapil maka jumlah polisi di jalan bisq dikurangi sehingga bermanfaat untuk kegiatan lain," pungkas Tito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com