TANGERANG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3P2KB) Kota Tangerang Heryanto mengatakan, perundungan seringkali terjadi dari anak yang hidup di tengah-tengah keluarga tak harmonis.
"(Kekerasan di Sekolah) rentan terjadi biasanya mengacu pada orangtua dan keluarga," ujar dia saat ditemui Kompas.com di Gedung Cisadane Kota Tangerang, Kamis (28/11/2019).
Heryanto mengatakan, keluarga yang sudah tidak harmonis lagi akan mempengaruhi cara berpikir anak-anak di sekolah. Alasannya, lanjut dia, anak dengan keluarga tak harmonis juga mengalami tindak kekerasan di rumahnya.
Baca juga: KPAD Kota Bekasi Dorong Sekolah Tidak Keluarkan Pelaku Perundungan
"Orangtua lakukan kekerasan kepada anaknya, (atau sebaliknya) kepada orangtuanya," kata dia.
Sedangkan di lingkungan sekolah, Heryanto mengatakan, guru harus berperan aktif untuk mengetahui keinginan anak didiknya.
Guru, lanjut dia, tidak boleh cepat memberikan justifikasi kepada anak dengan kepribadian aktif dengan kata nakal.
"Kadang kala anak berkehendak begini (lain dari guru) dianggap nakal, padahal banyak hal-hal lain yang harus dipelajari (anak didik). Itu yang ingin kami ketengahkan dalam hal-hal (kekerasan di sekolah) seperti ini," kata dia.
Selain itu, lanjut Heryanto, guru harus bisa memahami jiwa anak didiknya sendiri. Guru harus menyelami dan mempelajari kepribadian setiap murid dan mengarahkan ke hal yang lebih baik.
Baca juga: Kasus Perundungan Dominasi Kekerasan terhadap Anak di Sektor Pendidikan
"Bahasa lainnya bisa mendeteksi anak lah," jelas dia.
Heryanto juga mengatakan, DP3P2KB sebagai dinas yang dia pimpin siap untuk memberikan pendampingan dalam mendeteksi kepribadian anak didik agar tak terjadi kekerasan di lingkungan sekolah.
"Kalau memang merasa kurang dalam mendeteksi, kita punya rumah konsultasi. Jadi kita bersama-sama dengan guru, silakan ke kantor kami," ujar dia mengakhiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.