Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Kasusnya Selesai, Mantan Anggota Dewan BPJS-TK Sujud Syukur

Kompas.com - 08/12/2019, 16:11 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rizky Amelia, perempuan yang diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh tenaga kontrak di Dewan BPJS Ketenagakerjaan meminta maaf.

Permintaan maaf tersebut disampaikan lewat surat kepada mantan anggota dewan BPJS TK Syafri Adnan Baharuddin, selaku pria yang dituduh melakukan pelecehan.

Syarif kemudian mengungkapkan isi surat tesebut dalam jumpa pers di Hotel Ibis Tamarin, Jakarta Pusat, Minggu (8/12/2019).

"Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada bapak Syafri Adnan Baharuddin atas tuduhan yang tidak benar tersebut," ujar Syafri saat membacakan surat pernyataan yang ditulis Rizky Amelia.

Baca juga: Korban Dugaan Pelecehan Seksual Dewan BPJS TK Tiba-tiba Meminta Maaf

Surat pernyataan RA berisi klarifikasi dan permohonan maaf tudingan pemerkosaan oleh SAB.KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO Surat pernyataan RA berisi klarifikasi dan permohonan maaf tudingan pemerkosaan oleh SAB.
Merasa kasus tuduhan pemerkosaan yang melibatkan dirinya selesai, di hadapan awak media, Syafri langsung sujud syukur di depan meja jumpa pers.

Baca juga: Mantan Anggota Dewan BPJS TK Syafri Tak Tuntut Balik Rizky soal Tudingan Pemerkosaan

Syafri merasa, sujud syukur tersebut merupakan simbol rasa syukurnya kepada Tuhan atas selesainya kasus yang menjeratnya.

"Saya berjanji ke depan, apabila kasus ini sudah selesai, saya akan melakukan sujud syukur," ujar dia kepada Kompas.com di tempat yang sama.

Syafri menjelaskan, kasus tersebut membuat dirinya terpukul dan orang-orang di sekitarnya merasakan kesedihan mendalam.

Selain sujud syukur, Syafri mengaku, ada beberapa janji lain yang akan dia laksanakan.

"Ada nazar yang lain yang tidak bisa saya jelaskan," kata dia.

Syafri menjelaskan, surat pernyataan yang ditulis oleh Rizky Amelia tersebut memberikan penjelasan tuduhan yang ditunjukan kepada dirinya tidak benar.

"Bahwa kejadian tersebut yang juga telah diberitakan oleh media massa maupun elektronik mengakibatkan banyak pihak yang memprovokasi dan memanfaatkan peristiwa tersebut," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com