Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Libur Akhir Tahun, KKP Bandara Soetta Waspadai Penyebaran Penyakit Menular

Kompas.com - 10/12/2019, 15:21 WIB
Singgih Wiryono,
Jessi Carina

Tim Redaksi


TANGERANG, KOMPAS.com - Jelang periode libur akhir tahun 2019, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta memperketat akses masuk kedatangan Internasional untuk mencegah penularan penyakit dari luar negeri.

Ada beberapa penyakit yang diantisipasi oleh KKP Bandara Soekarno Hatta, yakni mers atau flu unta, polio, dan ebola. Kepala KKP Bandara Soekarno-Hatta, Anas Maaruf menjelaskan, KKP saat ini melakukan atensi dan pengawasan kepada penyakit flu unta.

"Karena berdasarkan laporan WHO, belakangan ini ditemukan kasus-kasus baru di Arab Saudi sehingga kita melakukan pemantauan ketat terutama WNI yang pulang umrah," ujar dia saat ditemui di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (10/12/2019).

Selain mers, ada juga virus ebola yang berasal dari benua Afrika. Pasalnya, lanjut Anas, hingga saat ini WHO masih menyatakan virus tersebut sebagai sebuah penyakit yang diwaspadai di dunia.

Baca juga: Sambut Angkutan Natal dan Tahun Baru, PT KAI Awasi 351 Titik Rawan

Kewaspadaan tersebut juga ditambah dengan adanya penerbangan langsung dari Afrika ke Indonesia, yakni negara Etiopia.

"Itu juga kami antisipasi, tapi selain itu banyak penerbangan dari afrika yang transit lewat Singapura dan lainnya itu juga kita awasi, seluruh prmerbangan internasional kita awasi dan atensi penyakit ebola," kata dia.

Selain mers dan ebola, ada juga penyakit polio yang saat ini merebak di Filipina. Polio, lanjut Anas, saat ini sudah menjalar ke Malaysia dan hampir memasuki Indonesia.

"Jadi itu yang kita perhatikan apalagi jelang Nataru (Natal dan Tahun Baru) ini," kata dia.

Perihal pengawasan penyebaran polio dari pintu masuk kedatangan internasional, Anas mengatakan sudah melakukan pengawasan ketat selama sebulan untuk mereka yang menuju dan datang dari Filipina.

Baca juga: Tambahan Kereta untuk Natal dan Tahun Baru Berkurang, Ini Sebabnya

"Dengan cara setiap penumpang yg datang langsung kita health declare untuk menyatakan apakah mereka dalam keadaan sehat atau tidak dan tanyakan berapa lama mereka ini tinggal di Indonesia. Dan kalau memang lama tingga di Indonesia maka kita tanyakan status vaksinasinya dan itu khusus polio," ujar dia.

Sedangkan untuk ebola dan mers, KKP Bandara Soekarno Hatta menggunakan tremoscanner untuk mendeteksi suhu penumpang yang datang dari pintu kedatangan Internasional.

Tidak hanya penumpang, kru pesawat juga harus melewati termoscaner tersebut untuk memastikan tidak ada mereka yang terdampak mers dan ebola.

"Sehingga kru atau penunpang yang datang dan dalam keadaan demam atau gejala lainnya kita amati, kemudian diajak ke klinik untuk periksa lanjut," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com