Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Hadiahkan Piagam "Pelanggar HAM" kepada Pemkot Bekasi

Kompas.com - 11/12/2019, 06:18 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Puluhan mahasiswa Universitas Mitra Karya berunjuk rasa di depan Kantor Pemerintah Kota Bekasi pada Selasa (10/12/2019), bertepatan dengan peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional.

Mereka bernaung dalam panji-panji Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Bekasi.

Dalam unjuk rasanya, mereka mengajukan berbagai protes kepada Pemerintah Kota Bekasi yang dianggap tak melek HAM.

Mereka membawa isu-isu soal tak terpenuhinya hak-hak perempuan dan anak hingga kasus penggusuran.

"Terlihat dari semakin meningkatnya kasus pelanggaran HAM seperti pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak, kasus kekerasan dalam rumah tangga, konflik-konflik agraria, banyak hal lainnya," tulis mereka dalam lembar agitasinya.

Baca juga: Setara Institute Catat 73 Kasus Pelanggaran Terhadap Aktivis HAM di Era Jokowi

Mereka menyebut, Pemerintah Kota Bekasi mestinya punya gerakan konkret buat menuntaskan kasus-kasus KDRT yang mencapai 88 kasus dalam sebulan serta kekerasan pada anak yang tembus 111 kasus dalam setahun.

Mengenai konflik agraria, mereka menyinggung soal pelbagai kasus penggusuran paksa oleh Pemkot Bekasi terhadap warga Pekayon-Jakasetia pada 2016 dan Jakasampurna 2019, tanpa perhatian pada warga yang kehilangan tempat tinggal untuk proyek pembangunan.

"Kami mengutuk keras Pemerintah Kota Bekasi atas tindakan penggusuran, karena penggusuran menjadi kasus kejahatan berat pengambilan hak atas kehidupan seseorang," kata mereka.

Atas anggapan tersebut, para pengunjuk rasa menggelar aksi teatrikal. Seorang mahasiswa ambil peran menjadi pocong.

Ia terbungkus kain kafan sambil mengenakan kalung bertulis "Penegakan HAM". Ia berbaring seolah terbujur kaku layaknya orang mati.

Baca juga: LPSK Sebut 3.700 Korban Pelanggaran HAM Masa Lalu Telah Mendapat Bantuan

Di ujung aksi, mereka ditemui oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati. Dalam kesempatan itu, para pengunjuk rasa, diwakili oleh "si pocong" secara simbolik menyerahkan piagam penghargaan kepada Pemkot Bekasi.

"Diberikan kepada Pemerintah Kota Bekasi sebagai pelanggar HAM terbesar se-Kota Bekasi," tulis piagam tersebut.

Menanggapi hal ini, Humas Pemkot Bekasi Sayekti Rubiyah mengungkapkan bahwa Pemkot Bekasi justru ramah terhadap HAM. Buktinya, kata dia, Pemkot Bekasi diganjar predikat kota layak HAM oleh Kemenkumham pada 2019 ini di Bandung, Jawa Barat, Selasa.

"Kota Bekasi kembali meraih penghargaan Kota layak HAM seperti di tahun 2018. Ini merupakan salah satu wujud Kota Bekasi yang heterogen dan multietnik, tidak ada perbedaan dari suku, ras, budaya dan agama, semua menyatu dalam rasa toleransi tinggi sebagai warga Kota Bekasi," ujar Sayekti dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com