Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Bilik Pintar, "Sekolah" bagi Anak-anak Pemulung di Menteng Atas

Kompas.com - 16/12/2019, 15:44 WIB
Audia Natasha Putri,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bilik Pintar masih berdiri kokoh di tengah Kampung Penampungan Ghasong, Menteng Atas, Jakarta Selatan.

Bilik yang berlokasi di antara tumpukan sampah ini menjadi oase bagi para anak-anak pemulung yang haus akan ilmu pengetahuan.

Namun, Bilik Pintar memiliki sejarah panjang di balik proses pembangunannya. Teguh Suprobo, pendiri Bilik Pintar menjelaskan bahwa ia mendirikan Bilik Pintar karena terinspirasi dari kelahiran anak ketiganya, Obama Bhumiyamka Suprobo.

Bilpin lahir karena diawali dengan suka duka yang dirasakan kaum kusam, istilah yang ia gunakan untuk menyebut rakyat miskin.

Dalam perkembangannya, bilik pintar menjadi tempat "sekolah" anak-anak pemulung di sekitar lokasi.

Baca juga: Mengenal Bilik Pintar, Tempat Belajar di Antara Gunungan Sampah

 

Putra bungsunya, Obama Bhumiyamka Suprobo menjadi ilham yang mengawali Bowo merintis Bilik Pintar.

“Ketika Obama lahir, kami mengalami kesulitan ekonomi. Apalagi istri saya sesar, jadi biaya persalinannya Rp 14 juta, sedangkan di dompet hanya ada Rp 600.000,” kenang pria kelahiran Brebes ini.

Karena tak punya uang cukup, Obama harus ditahan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

“Istri saya boleh pulang, tetapi Obama ditahan,” ujarnya.

Proses biaya persalinan yang cukup mahal membuat Bowo pasrah. Tetapi, ia mendapat bantuan biaya operasi persalinan dari Kementerian Kesehatan.

“Ada orang dari Kementerian Kesehatan yang membantu kami membayar lunas semua biaya persalinan,” tambahnya.

Baca juga: Bangun Bilik Pintar untuk Anak-anak Pemulung, Ini Alasan Bowo

Ia merasa memiliki utang budi yang harus dibayar kepada negara setelah istrinya, Asmonah mendapat bantuan dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2008.

“Saya merasa punya utang budi kepadanya, akhirnya saya membentuk Bilik Pintar yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dan tidak mendapat pendidikan layak,” ujarnya.

Bersama sang istri, Bowo merintis Bilik Pintar di Kampung Penampungan Ghasong.

“Awalnya kami beri nama Obama Edu Care (OEC) pada tahun 2009, yang terinspirasi dari nama anak ketiga kami, Obama,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Megapolitan
Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Megapolitan
Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Megapolitan
Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi 'Online' dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi "Online" dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Megapolitan
Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

Megapolitan
Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Megapolitan
Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

Megapolitan
Pemudik Keluhkan Sulit Cari 'Rest Area', padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Pemudik Keluhkan Sulit Cari "Rest Area", padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Megapolitan
Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Megapolitan
Keluhkan Oknum Porter Terminal Kampung Rambutan yang Memaksa, Pemudik: Sampai Narik Tas, Jadi Takut

Keluhkan Oknum Porter Terminal Kampung Rambutan yang Memaksa, Pemudik: Sampai Narik Tas, Jadi Takut

Megapolitan
Korban KDRT di Jaksel Trauma Mendalam, Takut Keluar Rumah

Korban KDRT di Jaksel Trauma Mendalam, Takut Keluar Rumah

Megapolitan
Cuti Lebaran Usai, Ganjil Genap di Jakarta Berlaku Hari Ini

Cuti Lebaran Usai, Ganjil Genap di Jakarta Berlaku Hari Ini

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com