Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KALEIDOSKOP] Serangan hingga Upaya Teroris Gemparkan Jakarta Selama Satu Dekade

Kompas.com - 27/12/2019, 16:19 WIB
Anggita Nurlitasari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama satu dekade mulai dari 2009-2019, tercatat beberapa kasus serangan hingga upaya teroris dalam menggemparkan Jakarta.

Fakta di balik serangan tersebut juga cukup mengejutkan mulai dari terkoneksi jaringan teroris ISIS, bom bunuh diri yang menyasar orang asing, hingga polisi yang disandera teroris di dalam markas kepolisian.

Berikut ini merupakan rentetan serangan hingga upaya teroris yang Kompas.com rangkum selama satu dekade ini.

1. Bom JW Mariott, 17 Juli 2009

Pada Jumat 17 Juli 2009 tepatnya pukul 07.47-07.57 WIB terdapat bom meledak di hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan.

Ledakan bom JW Marriott terjadi dua kali dengan selisih waktu selama 5 menit.

Ledakan tersebut disinyalir merupakan bom bunuh diri Dani Dwi Permana (18) dan Nana Ikhwan Maulana yang merupakan pelaku bom bunuh diri, Noordin M Top (otak pelaku utama), Ibrohim, dan 7 orang lainnya.

"Pelaku bom Marriott adalah Dani Dwi Permana berusia 18 tahun yang direkrut di Bogor, Jawa Barat," ujar Bambang dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (8/8/2009) petang.

Dari ledakan bom itu, 9 orang tewas dan 53 orang (37 WNI dan 16 WNA) mengalami luka-luka.

Peristiwa ini terjadi sembilan hari setelah Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Indonesia serta dua hari sebelum rencana kedatangan tim sepak bola Manchester United di Hotel Ritz-Carlton yang akan melakukan pertandingan dengan tim Indonesian All Star pada 20 Juli 2009.

Tim sepak bola Indonesia yang menginap di hotel tersebut dikabarkan selamat dari ledakan.

2. Bom Gading Serpong 22 April 2011

Terjadi perencanaan teror bom bunuh diri di Gading Serpong pada 22 April 2011 yang akan diledakan pukul 09.00 WIB.

Namun, perencaan ledakan bom tersebut berhasil digagalkan oleh pihak kepolisian di Gereja Christ Cathedral Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Dalam peristiwa ini, pelaku perencanaan bom yang berjumlah 19 orang berhasil diamankan di tempat terpisah oleh pihak kepolisian.

Namun, dikatakan sebelumnya telah terjadi ledakan dari paket bom berukuran kecil tetapi tidak berpengaruh pada bom lainnya.

"Ya, memang ada bom dalam ukuran kecil sempat meledak. Yang mendengar (ledakan) saat itu satpam gereja," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/4/2011).

Foto ini dirilis oleh agensi berita China Xinhua, seorang pria tak dikenal dengan senjata, terduga pelaku, terlihat setelah ledakan menghantam kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, 14 Januari 2016. Serangkaian ledakan menewaskan sejumlah orang, terjadi baku tembak antara polisi dan beberapa orang yang diduga pelaku.AP / VERI SANOVRI Foto ini dirilis oleh agensi berita China Xinhua, seorang pria tak dikenal dengan senjata, terduga pelaku, terlihat setelah ledakan menghantam kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, 14 Januari 2016. Serangkaian ledakan menewaskan sejumlah orang, terjadi baku tembak antara polisi dan beberapa orang yang diduga pelaku.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com