Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Umay Saman dan Istri Ketiganya Selamatkan Diri dari Terjangan Banjir

Kompas.com - 04/01/2020, 16:16 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Umay Saman (59) mengaku tak punya urat takut menghadapi banjir semasa muda di kampungnya di Banten.

Kata Umay, banjir sederas apa pun adalah wahana main air. Ketika bujang dia dan teman sebayanya kala itu bebas berloncatan.

"Cuma kali ini, bener dah, ya Allah. Saya memang bisa berenang, tapi arusnya parah banget," ujar Umay kepada Kompas.com, Sabtu (4/1/2020) di bengkel kusen milik adiknya di dekat Perumahan Vila Nusa Indah, Bojongkulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

Umay baru saja selamat dari terjangan banjir yang mengepung rumah kontrakannya di Jalan Pangkalan I, RT02, RW26, Kelurahan Bantargebang, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Rabu (1/1/2020) lalu.

Rumah Umay terletak hanya sekitar 5 meter dari pertemuan arus dua sungai besar, yakni Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi yang jeramnya membabi-buta Rabu siang itu.

Baca juga: Dilihat dari Jumlah Pengungsi, Kota Bekasi Terdampak Banjir Paling Parah

Tak menyangka

Rabu itu, Umay berada di rumah kontrakan yang merangkap bengkel kusen sekaligus warung nasi bersama istri ketiganya, Rani (43).

Sebelum banjir datang menghantam pada pukul 10.00 WIB, ia sudah mendengar selentingan kabar bahwa air akan naik.

"Saya masih sempat naik-naikkin kipas, mesin, kusen segala ke rak atas. Bini bilang, 'Ayo, pergi', saya bilang masih aman. Saya enggak ngira air sebegitu cepat masuk, terus naik lagi," ujar Umay.

Umay mengisahkan, ketika ia masih membereskan perabotan di rumahnya, air naik dengan cepat. Jeram yang datang pun menggempur habis-habisan rumahnya yang sudah permanen.

Baca juga: Pemkot Bekasi Prioritaskan Buka Jalur di Jalan Perumahan Pondok Gede Permai

Tembok sisi kanan rumahnya jebol. Umay berpegangan di kusen besi pintu depan, segera menggaet istrinya yang kelabakan mencari pegangan.

"Tahu-tahu baja ringan rumah rubuh. Nimpa saya," kata Umay memperlihatkan jejak luka sobek di pundaknya akibat tertimpa rangka baja ringan.

Rani, istri ketiga Umay, panik setengah mati lantaran tak bisa berenang. Apalagi, bidan sempat mengatakan bahwa Rani tengah hamil. Umay berupaya menenangkan sambil berkata, "Kalau Allah bilang selamat, selamat kita."

Pohon ceri

Dalam kondisi terkepung air yang mengaduk-aduk di bawah kaki, Umay berikrar tak akan meninggalkan istri ketiga yang ia kawini belum sampai setahun. Sementara itu, tetangga-tetangganya sudah mengungsi semuanya.

"Lu mati pun enggak bakal gua tinggal. Bapak dan emak enggak punya, mau pulang ke mana dia kalau bukan ke saya?" ungkap Umay.

Tak yakin pegangan besi kusen masih sanggup menahan bobot tubuh mereka, Umay akhirnya pindah ke pohon ceri yang terpaut tak jauh dari rumahnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com