Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Transjakarta Tidak Beri Batasan Waktu kepada Pengungsi di Halte Jembatan Baru

Kompas.com - 04/01/2020, 18:21 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transjakarta tidak memberikan batasan waktu kepada korban banjir yang saat ini masih mengungsi di Halte Transjakarta Jembatan Baru, Daan Mogot, Jakarta Barat.

Adapun jumlah warga yang mengungsi di Halte Transjakarta Jembatan Baru mencapai 89 orang.

"Kalau kami melihatnya dari Transjakarta, tentu kami ingin layanan transportasi publik segera berjalan di halte ini. Tapi, kami juga memahami dari aspek kemanusiaan, ini ada warga yang masih harus memanfaatkannya," ujar Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono di Halte Jembatan Baru, Daan Mogot, Jakarta Barat, Sabtu (4/1/2020).

Agung mengatakan, banyak rumah para pengungsi di halte itu tidak bisa ditinggali lantaran terselimuti lumpur sisa banjir.

Baca juga: Ngungsi di Halte TransJakarta Jembatan Baru, Warga Keluhkan Kurangnya Toilet Darurat

Bahkan sampah-sampah pascabanjir masih memenuhi kawasan Rawa Buaya, tempat bermukim korban banjir.

Sehingga, warga butuh waktu untuk membersihkan lumpur-lumpur dan sampah-sampah tersebut.

"Jadi tadi kami lihat air sudah surut tapi masih ada lumpur, masih kotor sampah-sampah di kawasan rumah warga," kata Agung.

Baca juga: PT Transjakarta Berikan Bantuan kepada Pengungsi di Halte Jembatan Baru

Oleh karena itu, ia berencana untuk membantu kerja bakti membersihkan kawasan kediaman warga di kawasan Rawa Buaya yang saat ini penuh lumpur dan sampah sisa banjir.

"Kalau besok dengan kerja bakti bisa kami lakukan hingga bersih dan warga bisa kembali (ke rumah), maka akan sangat baik," ucap Agung.

"Kami melihat besok, setelah situasi sudah bersih maka kami akan tinjau lagi, kami akan fasilitasi lagi untuk bisa kembali ke rumahnya," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com