Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Bekasi dan Masalah Sampah yang Tersisa

Kompas.com - 08/01/2020, 07:43 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Banjir parah yang melanda Kota Bekasi, Rabu (1/1/2020) pekan lalu, menyisakan masalah yang tak kalah pelik, yakni tumpukan sampah serta timbulan lumpur yang terbawa arus sungai.

Sepekan berlalu sejak musibah itu melanda, warga dan Pemerintah Kota Bekasi masih kelimpungan mengatasi masalah itu, yaitu sampah dan lumpur.

Kompas.com mengikuti Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat menyusuri beberapa perumahan yang berdiri di sekitar tanggul Kali Bekasi, Senin lalu. Jarak yang ditempuh sekitar 8 kilometer.

Baca juga: Dalam 5 Hari, Volume Sampah Banjir di Bekasi Naik Hampir 100 Persen

Sepanjang itu, selain kaki yang terbenam lumpur, hidung selalu mencium aroma busuk yang  bersumber sampah maupun bangkai hewan.

Rahmat juga mencium aroma busuk yang sama.

"Baunya sudah tidak enak, sudah tidak sehat," kata pria yang akrab disapa Pepen itu.

Sejumlah perumahan, seperti Pondok Mitra Lestari, Kemang Ifi Jatiasih, Komplek Angkatan Laut, dan Pondok Gede Permai sangat parah timbunan sampahnya.

Perabotan-perabotan rumah tangga yang rusak digempur banjir dibuang begitu saja oleh para pemiliknya di depan rumah. Kasur, lemari, kursi, sofa, hingga peralatan dapur menumpuk di gang-gang yang masih berlumur lumpur.

Sampah yang diangkut meningkat

Pos timbang di TPA Sumur Batu, lokasi pembuangan akhir sampah-sampah seantero Kota Bekasi mencatat, volume sampah yang diangkut menuju TPA tersebut merangkak naik tiap harinya.

Berdasarkan data Pos Timbang TPA Sumur Batu yang diterima Kompas.com pada Selasa sore kemarin, volume sampah pada Senin lalu hampir mencapai dua kali lipat volume sampah pada hari pertama selepas banjir, yaitu Kamis pekan lalu.

Kamis, volume sampai berkisar 605 ton dan diangkut oleh 128 truk sampah. Senin, volume sampai tembus 1.110 ton, diangkut 223 truk sampah.

Baca juga: Pascabanjir, Truk Sampah Bekasi Antre Panjang di TPA Sumur Batu

Volume itu terus bertambah, karena Pemerintah Kota Bekasi memutuskan menyewa 65 truk berukuran jumbo untuk bantu mempercepat proses pengangkutan sampah dari perumahan warga.

"Truknya (hasil sewa) sudah dapat 65, punya kita ada 200-an, itu juga sudah termasuk bantuan DKI," ujar Pepen kepada wartawa, Senin.

Tak pelak, keadaan ini membuat volume sampah di TPA Sumur Batu membeludak. TPA ini sudah nyaris overkapasitas dan kini dipaksa untuk menampung timbunan sampah bekas banjir.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com di TPA Sumur Batu sejak Selasa siang hingga sore, setiap truk sampah butuh waktu lebih dari 30 menit untuk antre membuang sampah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com