Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Psikolog soal Makna "Dark Side of Me" dalam Skripsi Reynhard

Kompas.com - 08/01/2020, 15:59 WIB
Anggita Nurlitasari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Psikolog Universitas Pancasila (UP) Aully Grashinta mencoba mengupas kalimat "the dark side of me, everybody has his/her dirty laundry right" yang ditulis Reynhard Tambos Maruli Tua Sinaga dalam kata pengantar skripsinya.

Menurut Aully, kalimat tersebut bisa saja dipakai oleh setiap orang untuk dijadikan "topeng" yang menutupi kekurangan.

"Kalau setiap orang punya 'dirty laundry' sih umum sekali ya, pada dasarnya setiap orang punya topeng masing-masing karena mungkin semua orang mempunyai trauma masa lalu. Nah, topeng ini yang digunakan pada saat dibutuhkan," ujar Aully saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/1/2020).

Namun demikian, Aully mengatakan, jika dilihat dari perilaku Reynhard, tampak ciri yang mengarah pada perilaku psikopat.

Baca juga: Kasus Reynhard Sinaga, Ini Tes untuk Tahu Anda Psikopat atau Tidak

"Dari psikologi tampaknya memang ada kecenderungan psikopat dari pelaku. Kalau melihat sebagian ciri-cirinya, antara lain dengan caranya ia bisa dengan mudah mengelabui orang lain," ujar Aully.

Lebih lanjut, Aully juga mengatakan bahwa orang dengan gangguan psikopat biasanya juga tidak bisa membedakan antara perilaku benar dan salah.

"Ya sehingga ketika melakukan hal salah atau yang kriminal, mereka tidak merasa bersalah, apalagi menyesali," ujar Aully.

Baca juga: Media Inggris Sebut Reynhard Sinaga Peter Pan hingga Predator Seks

Orang yang masuk dalam ciri psikopat, lanjut Aully, tidak menunjukkan gejala-gejala umum yang menunjukkan dirinya psikopat.

"Gejala umum seperti perilaku neurotik, kegelisahan, kecemasan, histeria, perubahan suasana hati, kelelahan ekstrem, dan sakit kepala," ujar Aully.

"Dan pada situasi yang membuat orang lain kesal atau jengkel, psikopat malah terkesima dan memperlihatkan kekosongan emosi, tanpa ada rasa takut atau cemas," imbuhnya.

Selanjutnya, untuk mengetahui status kejiwaan Reynhard Sinaga lebih detail, Aully menekankan harus ada pemeriksaan lebih mendalam.

Baca juga: Kasus Reynhard Sinaga, Psikiater: Ada Penyimpangan Perilaku Seksual

"Ya agak sulit untuk bisa memastikan hanya dari satu evidence saja. Perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk mendalaminya. Dan tidak bisa secara langsung menilai dia psikopat atau tidak, untuk bisa memastikan, tentunya perlu asesmen mendalam pada orang tersebut," ujar Aully.

Kendati demikian, jika Reynhard terbukti mengalami gangguan kejiwaan atau lebih tepatnya psikopat, Aully menyebutkan, hal tersebut tidak akan mengurangi masa hukuman yang diterima pemuda asal Depok tersebut.

"Tentunya hal ini tidak akan mengurangi hukuman karena dilakukan dalam kesadaran penuh. Bukan jenis penyakit kejiwaan yang membuat dia menjadi berada di luar kesadaran dan melakukan tindakan kriminal di luar kesadarannya," ujar Aully.

Diberitakan sebelumnya, Reynhard Tambos Maruli Tua Sinaga mendapat hukuman seumur hidup dari pengadilan Manchester lantaran kasus pemerkosaan yang dilakukannya kepada 48 korban pria dalam rentang waktu 2,5 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com