Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah di Pinggir Jalan Bambu Betung Belum Terangkut Sejak Banjir Surut

Kompas.com - 08/01/2020, 19:03 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pascabanjir yang menerjang pada 1 Januari 2020, tumpukan sampah menjadi masalah yang harus segera diatasi.

Sampah tersebut menimbulkan aroma tidak sedap, serta lalat yang mulai mengerubungi. Tidak jarang tumpukan berbagai macam sampah memakan hampir separuh badan jalan wilayah Rawa Buaya.

Reza, salah satu warga di komplek Bojong Indah, Jalan Bambu Betung, Kelurahan Rawa Buaya, Cekareng, Jakarta Barat, mengeluhkan bau tidak sedap dari sampah yang mulai menumpuk sejak genangan air surut pada 4 Januari 2020 lalu.

Baca juga: Wakil Walkot Klaim Pemprov DKI Setuju Sampah Banjir Bekasi Dibuang ke TPST Bantargebang

"Aroma sudah terasa bau yang tidak enak, lalat juga pada ngerubungin. Kasihan kan anak-anak kalau lewat atau main jadi bau," ucap Reza.

Menanggapi hal ini, Lurah Rawa Buaya Syafwan Busti mengatakan, sampah tersebut akan segera diangkut dengan truk milik pemerintah, baik tingkat kota atau provinsi.

"Jadi dari tingkat kota administrasi Jakarta Barat sudah beri informasi kepada instansi terkait yakni Sudin LH, Sudin Bina Marga, dan Sudin Kehutanan yang punya truk dikondisikan di seluruh wilayah terdampak banjir," ucap Syafwan.

Baca juga: Anies Izinkan Sampah Banjir Bekasi Dibuang ke TPST Bantargebang

Syafwan menyebutkan, dari 12 RW yang ada di Kelurahan Rawa Buaya, ada beberapa yang paling terdampak banjir dan sampahnya masih dalam proses pengangkutan hingga kini.

"Di wilayah kami untuk tangani tumpukan sampah kalau di Rawa Buaya hampir merata, dari RW 01 hingga RW 12, paling parah di RW 01,02, dan 011," kata Syafwan.

Kami upayakan setiap hari dapat kondisikan truk dan petugas PPSU serta warga masyarakat untuk mengangkut truk ke sampah," imbuh dia.

Usai diangkut, sampah tersebut nantinya dikumpulkan ke dalam satu titik dan akan diangkut secara bersama bila sudah terkumpul semua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com