BANTEN, KOMPAS.com - Bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di Desa Lebak Situ, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (1/1/2020), rupanya dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk meraup keuntungan.
Kepala Desa Lebak Situ, TB Imron mengatakan, putusnya akses jalan desa tersebut membuat sebagian warga menaikan harga dengan barang dagangan stok lama.
"Semenjak bencana hari Rabu sampai dengan Minggu itu kan akses jalan putus. Ada saja warga saat itu yang menaikan harga. Gas (tabung 3 Kg), misalnya, dari Rp 20.000 menjadi Rp 80.000," kata TB Imron saat ditemui di Balai Desa Lebak Situ, Senin (13/1/2020).
Baca juga: 243 Korban Banjir Jakarta Gugat Gubernur Anies Ganti Rugi Rp 42 Miliar
Namun, saat itu TB Imron langsung memanggil pedagang yang memainkan harga tersebut setelah mendapatkan keluhan warga.
"Saat itu kita panggil kita nasihati karena ini kan bencana. Semua ingin kebutuhan terpenuhi," ucapnya.
Setelah akses jalan sudah dapat dilakukan dengan berjalan kaki, warga mulai membelanjakan dagangan.
Baca juga: Tim Pengacara Korban Banjir: Tidak Ada Unsur Politik Gugatan Terhadap Gubernur Anies
Namun, akses jalan yang sulit membuat pedagang warung kelontong harus merogoh kocek dalam untuk ongkos.
"Setelah kita tahu sudah pada mulai bergadang dan mereka belanja butuh ongkos yang cukup besar karena akses cuma bisa dilalui jalan kaki, baru kita maklumi harga gas Rp 80.000 itu," katanya.
Saat ini, kata TB Imron, bantuan logistik telah mencukupi dari para relawan. Namun, kesulitan yang dirasakan warga hanya soal listrik.
Sudah dua pekan pascabencana banjir, arus listrik belum kembali menyala.
"Saat ini hanya arus listrik sudah dua minggu belum menyala. Karena beberapa tiang juga ikut longsor dan cuaca masih yang masih belum menentu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.