Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pemkot Jakbar Klarifikasi Masalah Banjir kepada Komisi A DPRD DKI

Kompas.com - 14/01/2020, 11:12 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta mendatangi kantor Wali Kota Jakarta Barat, Senin (13/1/2020) kemarin.  Mereka hendak mengevaluasi dan meminta penjelasan terkait bencana banjir yang melanda wilayah tersebut pada awal bulan ini.

Rapat terbuka itu dihadiri Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono, Wakil Ketua Komisi A Inggard Joshua, dan para anggota komisi yang lain serta pejabat Pemkot Jakarta Barat dan SKPD lainnya.

Baca juga: Temui Wali Kota, DPRD DKI Evaluasi Penanganan Banjir di Jakarta Barat

Para anggota Dewan mengklarifikasi sejumlah hal terkait banjir dan penanganannya. Jajaran Pemkot mulai dari camat hingga kepala dinas memberikan jawaban menyanggah peryataan anggota DPRD berdasarkan fakta lapangan yang mereka miliki.

1. Usul adakan perahu karet ukuran kecil

Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi mengatakan, akses jalan yang sempit membuat perahu karet berukuran normal tidak bisa masuk ke gang-gang untuk menjangkau korban banjir yang terjebak di rumah-rumah mereka.

Dia lalu mengusulkan pengadaan perahu karet berukuran kecil.

Rustam mengusulkan kepada Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan serta Satpol PP untuk menambah anggaran pengadaan perahu karet berukuran kecil itu.

Perahu karet kecil juga perlu dimiliki kelurahan, agar saat terjadi banjir cepat dan mudah dikerahkan.

"Karena perahu yang ada cukup besar, jadi gang-gang kecil tidak bisa dimasuki oleh perahu tersebut. Bila sudah dianggarkan kelurahan punya kewenangan untuk beli perahu karet kecil," kata Rustam.

"Di kelurahan, juga mempunyai kewenangan membeli perahu karet yang sifatnya kecil saja. Justru paling terdepan adalah kelurahan untuk evakuasi. Nanti kai diskusikan boleh tidak tiap kelurahan membeli perahu karet kecil-kecil seperti itu," lanjut Rustam.

2. Soal pompa tak berfungsi saat banjir

Inggard Joshua menanyakan soal pompa-pompa yang dimatikan saat banjir dan alasan Kasudin SDA Jakata Barat, Purwanti, dipanggil polisi.

Purwanti menjelaskan, pemeriksaan dirinya di Polda Metro Jaya memang terkait tidak berfungsinya pompa air di sejumlah titik rawan banjir di Jakarta Barat.

"Jadi memang saya ke Polda. Semua pompa kami sebelum banjir kami operasikan, sebelum melimpas di Kali Mookevart. Begitu dia meluap walau tidak terendam itu enggak difungsikan. Kenapa? Karena mau dibuang ke mana airnya? Karena kalau air dari saluran mikro ke makro dibuang, itu limpas lagi," kata Purwanti.

Ia menjelaskan, kali Mookevart di tepi Jalan Raya Daan Mogot, meluap akibat hujan deras pada 1 Januari 2020. Bila mesin pompa dipaksa untuk bekerja, mesin akan jebol dan airnya akan melimpas kembali ke jalan.

Belum lagi ada tumpukan sampah bawaan banjir di sekitar pompa. Hal itu dikhawatirkan bisa ikut tersedot pompa dan membuat pompa rusa.

"Itu buang-buang tenaga, malah jebol pompanya karena debit air luar biasa," ujar Purwanti.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com