BANTEN, KOMPAS.com - Bencana banjir bandang dan longsor menutup akses jalan penghubung menuju Desa Lebak Situ, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (1/1/2020) lalu.
Putusnya akses jalan membuat warga yang berjumlah 3.739 jiwa dari 17 RT dan 4 RW di desa tersebut terisolir selama beberapa hari.
Kondisi itu mengetuk hati para relawan untuk bergerak dan menembus dalam memberikan bantuan kepada warga di desa tersebut.
Salah satunya Aksi Cepat Tanggap (ACT), komunitas mobil Land Rover Indonesia, dan sejumlah awak media, termasuk Kompas.com, mengikuti perjalanan sosial itu.
Dengan membawa logistik berupa makanan, alat pembersih dan kebutuhan dapur, perjalanan dimulai dari posko yang berlokasi di Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten, Minggu (12/1/2020) pukul 12.30 WIB.
Namun, sekitar pukul 16.00 WIB, perjalanan 10 mobil Land Rover membawa logistik harus terhenti di atas jalan menanjak menuju Desa Lebak Situ, karena tanah longsor yang menutupi jalan.
Baca juga: Jalur Tertutup Longsor, Warga Lebak Banten Tempuh 2 Kilometer untuk Ambil Bantuan
"Daerah ini yang memang salah satu desa yang terisolir. Memang kita masuk-masuk ke daerah yang belum dibantu orang. Kita bantu mereka, " kata seorang relawan ACT, Akbar Cutong.
Kepala dan sebagian tubuh kami menyembul di jendela.
Kami ingin melihat kondisi jalur yang akan dilalui untuk sampai ke pengungsian.
Hari semakin sore, teriknya matahari mulai menghilang.
Kicauan burung dan bunyi jangkrik terus terdengar di balik pepohonan besar yang rimbun.
Lumpur setebal 2 sentimeter menyambut telapak kaki yang memijak. Belum lagi tanah longsor menutup jalan, hanya menyisakan sedikit pijakan di tepi jurang.
Beruntung puluhan warga telah siap membantu membawa barang bantuan untuk sampai ke Balai Desa Lebak Situ sejauh lebih dari 2 kilometer.
"Belum banyak bantuan masuk, terakhir itu bantuan lewat helikopter yang tidak turun tapi di lempar," kata Akbar.
Warga tahu jalan yang dilalui penuh resiko. Namun, semua itu seakan sirna demi menemui kebutuhan sehari-hari.