Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Tangerang: Bandara Soekarno-Hatta Hanya Sumbang Kemacetan

Kompas.com - 17/01/2020, 11:50 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah menyatakan, pembangunan Bandara Soekarno-Hatta di Kota Tangerang, Banten, tidak berdampak signifikan untuk daerah itu.

Bahkan, dia menyebutkan, Bandara Soekarno-Hatta hanya menyumbang kemacetan bagi Kota Tangerang.

"Dampak di Kota Tangerang ya kami baru merasakan eksesnya, dampak seperti kemacetan," kata Arief kepada Kompas.com di kantornya, Kamis (16/1/2020).

Baca juga: Wali Kota Tangerang Curhat soal Pembangunan Tersendat karena Keterbatasan Lahan

Arief meminta pengembang Bandara Soekarno-Hatta, dalam hal ini Angkasa Pura II (AP II), terlibat mengembangkan Kota Tangerang, wilayah administratif tempat bandara itu berada.

Terkait lapangan kerja, Arief mengatakan, Bandara Soekarno-Hatta tidak menyumbang banyak serapan tenaga kerja buat warga Kota Tangerang.

"Kalau lapangan kerja sendiri, enggak semua warga Tangerang yang kerja di sana," kata dia.

Dia pernah meminta, jika AP II ingin membantu dengan dana CSR, jangan lagi memberikan dalam bentuk barang, tetapi dalam bentuk pendidikan dan pengembangan SDM Kota Tangerang, khususnya di wilayah sekitar bandara.

"Kasih pelatihan aja, selesai dilatih direkrut. Itu jauh lebih besar dampaknya daripada ngasih barang segala macam. Yang dikasih mobil perpustakaan lagi, mobil perpustakaan lagi, itu satu hal," kata dia.

Jika Bandara Soekarno-Hatta bisa terbuka, lanjut Arief, Kota Tangerang siap untuk menjadi fasilitator pendukung.

Kota Tangerang, kata dia, siap untuk menjadi kota dengan konsep aeropolis yang menjadi tempat singgah yang layak bagi pelancong yang menggunakan jasa Bandara Soekarno-Hatta.

"Jadi pengembangan ini konsep aeropolis sehingga bandara menjadi daya tarik agar orang mau berinvestasi di Tangerang, apa pun investasinya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com