JAKARTA, KOMPAS.com - Hujan lebat yang mengguyur Jakarta pada awal bulan Januari dan Jumat (17/1/2020) lalu, menyebabkan sejumlah kawasan Jakarta banjir. Salah satunya di kawasan Cikini.
Banjir di kawasan Cikini memang baru dirasakan belakangan ini meski trotoar baru saja direvitaliasi.
Menanggapi hal itu, Pengamat Tata Kota, Nirwono Joga menilai, banjir di kawasan Cikini karena buruknya sistem saluran airnya.
"Banjir lokal lebih karena faktor hujan lokal yang lebat dan buruknya sistem saluran air," ujar Nirwono saat dihubungi, Selasa (21/1/2020).
Baca juga: Banjir di Cikini Disebabkan Saluran Air Tersumbat di Depan Proyek Revitalisasi TIM
Nirwono menilai, banjirnya kawasan Cikini menunjukkan tidak adanya koordinasi yang baik antara Dinas Bina Marga, kontraktor pelaksana pembangunan trotoar, dan Dinas Sumber Daya Air untuk mengelola saluran air yang baru saja direvitalisasi.
"Seharusnya revitalisasi trototar di Cikini juga diikuti dengan rehabilitasi seluruh saluran airnya," kata dia.
Ia menyarankan, agar trotoar di Cikini dibongkar kembali untuk membangun saluran air yang lebih besar.
Baca juga: Pemprov DKI: Trotoar Cikini Belum Ditanam Pohon karena Ada Penataan Saluran
Sebab selama ini, ia menilai saluran air yang dibangun di trotoar Cikini masih belum bisa menangani aliran air hujan.
"Seharusnya dimensi saluran air dibangun lebih besar, lubang saluran air yang lebih besar juga," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.